Page 70 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 70
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 61
Peran Sutrisno dan Sudarmono sebagai tokoh petani dan
model bagi petani dikonstruksi melalui proses yang powerful,
dalam mentransmisi nilai, pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku.
Sementara itu, modeling atau proses mencontoh model di kalangan
petani, bukanlah proses sederhana, yang sekedar mencontoh
model. Aktivitas pemodelan berkaitan dengan posisi model pada
struktur sosial, dan rekam jejak kehidupan, serta kontribusi model
bagi petani. Hal inilah yang akhirnya memudahkan para petani
memposisikan Sutrisno dan Sudarmono sebagai model.
Sebagai model, Sutrisno dan Sudarmono berkontribusi dalam
menghasilkan konsensus, yang mendukung strategi pertanahan.
Dukungan ini memperlihatkan pula kesungguhan para petani dalam
memperjuangkan kepentingannya. Meskipun petani di “bawah”
kekuasaan Pemerintah Desa Prigelan, tetapi hal ini tidak pernah
menghalangi upaya petani untuk memperjuangkan kepentingannya.
Demikianlah jatidiri petani Desa Prigelan yang otonom dan gigih
berikhtiar memperoleh keadilan, kesejahteraan, dan harmoni sosial.
Otonomi petani dan konsensus yang dibuatnya telah berhasil
membangun citra mereka berdasarkan kemampuannya, yang selama
ini diandalkan oleh mereka (para petani). Inilah kenyataan yang
menunjukkan bahwa para petani Desa Prigelan memiliki karakter
yang kuat, terutama bila berkaitan dengan usaha tani atau pertanian.
Karakter para petani Desa Prigelan antara lain dibangun melalui
proses pembelajaran sosial (social learning), yang oleh banyak pihak
seringkali disalah artikan hanya sebatas adaptasi makhluk terhadap
lokalitas tertentu.
Sesungguhnya pembelajaran sosial merupakan respon petani
atas transmisi nilai-nilai pertanahan (strategi pertanahan) yang
dilakukan oleh para tokoh petani dan dinamika lingkungan sosialnya.
Transmisi nilai-nilai pertanahan ini antara lain berisi informasi yang