Page 71 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 71
62 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
adaptif bagi peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, para
petani terdorong untuk mengekspresikan nilai-nilai pertanahan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Inilah momen penting yang
menjadi alas keberhasilan penerapan strategi pertanahan di Desa
Prigelan.
Karakter kuat pada diri para petani, memberi peluang bagi
Maniso (Kepala Desa Prigelan tahun 2012 – 2017) untuk menerapkan
power over relation dan memperlihatkan power to relation, yang
sekaligus menunjukkan kepiawaiannya mengkultivasi kekuasaan.
Sebagaimana diketahui kekuasaan bukanlah sesuatu yang sederhana
dan ada dengan sendirinya, melainkan sesuatu yang harus dikultivasi
(cultivated), agar ia tidak kehilangan kekuatan atau dayanya. Untuk
itu pemegang kekuasaan perlu memanfaatkan berbagai taktik, agar
dapat memasukkan beberapa agenda kekuasaan, yang didukung
oleh kewenangan yang legitimate.
Sebagai Kepala Desa Prigelan, Maniso berupaya memperlihatkan
power to relation, dengan memberi arahakan kepada para
perangkat desa (termasuk kepada Sutrisno dan Sudarmono), agar
menghindarkan diri dari transmisi informasi yang tidak adaptif
terhadap penerapan strategi pertanahan. Perangkat Desa Prigelan
perlu menghindarkan diri dari perilaku yang tidak sesuai dengan
posisi, dan status sosial yang disandangnya. Ketika arahan ini dapat
dilaksanakan, maka ia berguna bagi upaya peningkatan kesejahteraan
petani, yang menjadi tujuan penerapan strategi pertanahan. Saat
itu dapatlah dikatakan, bahwa telah terjadi pertukaran nilai (value
exchange) dari Maniso ke perangkat desa, dan presentasi diri (self
presentation) pada perangkat Desa Prigelan.
Pertukaran nilai dan presentasi diri perangkat desa, telah
memberi jalan bagi Maniso dan Pemerintah Desa Prigelan untuk
memperlihatkan power to relation. Dengan demikian Maniso dapat