Page 73 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 73

64    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            serta kelompok-kelompok  tani  di  desa ini, menjadi bukti  atas
            berlangsungnya power to relation. Bantuan menjadi penanda, bahwa
            transmisi sosial juga membutuhkan wujud material yang berfungsi
            sebagai  penguat itikad baik. Dengan  pendekatan ini  pengalihan
            nilai-nilai pertanahan  (strategi pertanahan)  dari perangkat  dan
            tokoh  petani Desa Prigelan ke  para  petani  dapat berlangsung
            dengan optimal. Kondisi ini mentransmisi motivasi petani di bidang
            pertanahan, agar mereka lebih mampu membangun harmoni dan
            meningkatkan kesejahteraannya.
                Bantuan kepada  petani merupakan  tindakan (kejadian)  yang
            dapat diamati (observable) dan dirasakan sendiri oleh petani. Tidak
            ada hal yang tersembunyi dalam penyaluran bantuan dari Pemerintah
            Kabupaten Purworejo kepada  petani, melalui Pemerintah Desa
            Prigelan dan Gabungan Kelompok Tani “Mekar Sari” Desa Prigelan,
            serta kelompok-kelompok  tani  di  desa ini. Format  penyampaian
            bantuan dilaksanakan secara transparan, dengan meniadakan hal-
            hal yang tidak teramati (covert). Fakta ini penting bagi petani, karena
            mereka menuntut segala sesuatu yang berkaitan dilaksanakan secara
            tertib dan transparan.
                Dengan demikian penerapan power over relation yang membawa
            ketertiban, perlu didampingi oleh power to relation yang membawa
            transparansi, untuk  mengatasi  masalah  yang  dihadapi petani.
            Transparansi memberi kejelasan kepada para petani tentang fakta
            yang  sesungguhnya,  sehingga  mereka  mampu  memberi  “definisi”
            atas  fakta tersebut,  kemudian  merancang tindakan  yang  relevan.
            Para  petani mengintegrasikan  kepentingannya  saat  merancang
            tindakan yang relevan, agar kesejahteraan semakin realistis untuk
            didekati, dan tidak terjebak pada utopia yang berlebih-lebihan.

                Oleh karena itu, meskipun Indonesia terancam oleh kapitalisme
            melalui “anak asuhnya”, yaitu neo-liberalisme”, Maniso berusaha agar
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78