Page 72 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 72
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 63
menjalankan seluruh agenda kekuasaannya, untuk keberhasilan
penerapan strategi pertanahan. Keberhasilan ini dicapai bila
strategi pertanahan mampu menyelesaikan beberapa masalah
sosial petani, seperti keadilan, kesejahteraan, dan harmoni. Untuk
itu, Pemerintah Desa Prigelan perlu menata tindakan dan perilaku
para petani melalui peraturan desa, terutama yang berkaitan dengan
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
Keberhasilan strategi pertanahan terletak pada kemampuan
strategi ini dalam memecahkan masalah pertanahan, terutama yang
terkait penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
Oleh karena itu, Pemerintah Desa Prigelan tidak boleh berpuas diri
dengan pertukaran nilai dan presentasi diri petani, ketika mereka
melakukan transmisi sosial untuk memberdayakan petani. Perlu
disadari, bahwa dalam transmisi sosial petani juga berbagi berbagai
konten, serta informasi kepada yang lain mengenai keinginannya,
aktivitas yang bermanfaat, dan konten positif lainnya. Dengan kata
lain, transmisi sosial merupakan alat untuk melakukan pengalihan
motivasi dan urusan internal petani.
Hal ini sekaligus menunjukkan peran strategi pertanahan
sebagai instrumen intervensi sosial, untuk memecahkan masalah
sosial berbasis tanah, yang masalah puncaknya berupa kendala
dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Kendala ini diatasi dengan
cara memberi kesempatan yang lebih luas pada petani, untuk
terlibat atau berpartisipasi dalam penerapan strategi pertanahan.
Dengan demikian otonomi petani tetap nampak dan terlihat nyata
pada masa kepemimpinan Maniso, karena ia memang sungguh-
sungguh memperlihatkan power to relation saat berinteraksi dan
mengaktivasi program.
Adanya aliran bantuan kepada petani melalui Pemerintah Desa
Prigelan dan Gabungan Kelompok Tani “Mekar Sari” Desa Prigelan,