Page 94 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 94

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  85

            Prigelan. Meskipun Untung ternyata mendukung proses selanjutnya,
            yaitu ketika Pemerintah Desa Prigelan meredistribusikan hak
            garap ini kepada  petani yang  tidak memiliki sawah. Untung juga
            mendukung kewajiban yang diberikan kepada penerima hak garap,
            berupa kewajiban melaksanakan ronda malam dan kerjabakti.
                Untung mengerti, bahwa  para  petani  di Desa Prigelan,  yang
            terdiri  dari petani pemilik  tanah  sawah  dan petani  yang  tidak
            memiliki tanah sawah, perlu memiliki kemampuan untuk bersama-
            sama ada  secara  harmoni.  Kemampuan  ini dibangun dengan
            memberi kesempatan pada pemilik tanah sawah memainkan peran
            penting, yaitu  meredam  konflik sosial  melalui  tindakan simpatik.
            Tetapi ada hal penting yang menurut Untung tidak boleh dilupakan,
            yaitu keadilan, terutama ketika dikaitkan dengan fakta bahwa saat
            ini kekayaan tidak hanya ditentukan dari pemilikan tanah sawah.
            Saat ini kekayaan juga dapat dilihat dari kepemilikan benda-benda
            mewah, seperti: kendaraan dan rumah.

                Bagi Untung, strategi penguasaan tanah saat ini memiliki arti,
            bahwa yang membiaya kegiatan desa (ronda malam dan kerjabakti)
            hanyalah para pemilik  tanah  sawah.  Padahal  yang  menikmati
            pembangunan  desa  bukan  hanya  pemilik tanah  sawah, tetapi
            seluruh warga desa, termasuk orang-orang kaya yang tidak memiliki
            tanah sawah, tetapi memiliki usaha lain (warung, toko, pedagang,
            penyedia jasa, atau pegawai) sehingga punya rumah besar dan bagus,
            serta kendaraan  atau mobil  yang bagus. Oleh  sebab itu, Untung
            menganggap hal ini tidak adil.
                Oleh karena itu, bagi Untung  perlu  ada konsistensi  dan
            sekaligus inovasi dalam penerapan strategi pengusaan tanah. Nilai-
            nilai yang ada tetap dipertahankan, yaitu memberi hak garap bagi
            petani  yang  tidak memiliki  tanah  sawah. Pengalaman masa  lalu
            tetap diperhatikan,  ketika  para  pemilik  tanah  sawah  tetap diberi
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99