Page 48 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 48

tanah juga terjadi karena surat kuasa mutlak yang diberikan oleh pemilik
                kepada pihak lain yang bermodal. Dalam kebanyakan hal penguasa
                tanah  bukanlah  pemegang  kekitir  atau  sertifikat  tanah.  Nampaknya
                dewasa ini transaksi- transaksi jual beli tanah yang tidak sesuai dengan
                peraturan undang-undang dan penyerahan surat-surat kuasa mutlak
                seperti yang disinggung di atas berlangsung dengan frekuensi yang cukup
                memprihatinkan.

                Lain daripada itu terjadi proses akumulasi dan pemusatan pemilikan/
                penguasaan tanah ditangan segolongan orang yang jumlahnya terbatas,
                hal mana jelas melanggar batas- batas maksimum yang dibenarkan oleh
                UUPA 1960.
                Pergeseran pemilikan/penguasaan tanah disertai akumulasi dan pemu-
                satan pemilikan/penguasaan tanah erat hubungannya dengan gejala
                pemilikan/penguasaan tanah yang letaknya jauh di luar kecamatan
                dimana si pemilik/penguasa tanah yang bersangkutan bertempat tinggal.
                Dengan perkataan lain, gejala “absentee ownership” yang meluas atau
                apa yang dikenal sebagai “tanah guntai” suatu hal yang tidak dibenarkan
                oleh UUPA.

                Pergeseran  penguasaan  tanah,  akumulasi  dan  pemusatan  milik  atau
                kekuasaan tanah, meluasnya tanah guntai, segala sesuatu itu dapat
                mempertajam pertentangan kepentingan antara pemilik/penguasa
                tanah dan penggarap tanah,-khususnya jika pemilik tanah guntai
                lebih  mementingkan kenaikan nilai  harga  tanah itu sendiri daripada
                penggarapannya. Dalam hubungan ini, yang sering menjadi masalah
                ialah perimbangan dan perhitungan biaya sarana produksi (bibit, pupuk,
                bunga kredit, dan sebagainya) antara pemilik/penguasa tanah dan
                penggarapnya.
                Oleh karena dalam penyataan sehari-hari kurang ada kejelasan tentang
                apakah si pemilik tanah juga yang masih menguasainya, dan ada
                kekaburan tentang berbagai sifat dan bentuk penguasaan tanah, maka
                satu sama lain itu membawa kesulitan bagi penyelenggaraan program-
                program Pemerintah untuk menjangkau golongan-golongan yang
                hendak dijadikan sasaran penunjangan. Kesulitan untuk mencapai dan


                                            13
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53