Page 92 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 92

redistribusi, Pemerintah dikalahkan sehingga tanah kembali
                         ke dalam kekuasaan bekas pemilik.

                     Pemilikan tanah tanpa penguasaan secara riil
                     Menurut UUPA diperbolehkan, berdasarkan hak-hak atas tanah
                     yang sah, misalnya: dibagi hasilkan, digadaikan, hak pakai untuk
                     memungut  hasil  dari  tanah,  disewakan  untuk  tanaman tebu,
                     rosella dan tembakau (Undang-Undang No. 38/1960) jo Undang-
                     Undang No. 20/1964 tentang Penggunaan tanah dan penetapan
                     luas tanah untuk tanaman-tanaman tertentu.

                     Kenyataan dalam masyarakat, bahwa ketentuan tersebut di atas
                     tidak dipatuhi, antara lain nampak terjadi sewa-menyewa tanah
                     pertanian untuk tanaman bukan tebu, jual oyodan/musiman.
            6.  Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan landreform.
                a.   Pada mulanya cara pelaksanaan ditempuh dengan sistem penargetan
                     redistribusi tanah dan penjadwalan waktu penyelesaian, sedang
                     kegiatan administrasinya dikesampingkan.

                b.   Adanya perubahan iklim politik karena meletusnya G.30.S/PKI. c.
                     Administrasi tanah belum lengkap.
                d.  Secara objektif nilai ekonomis tanah pertanian semakin meningkat
                     karena semakin langka dan sukar diperoleh. Hal itu menyebabkan
                     orang berusaha sekuat tenaga untuk tetap mempertahankan hak
                     miliknya atas tanah pertanian.
                Hambatan-hambatan

                Hambatan-hambatan Intem yang meliputi:
                     1.   Organisasi penyelenggara landreform.
                     2.   Administrasi dan keuangan.

                     3.   Perundang-undangan.
                (1)  Organisasi Penyelenggara Landreform
                     Pelaksanaan Landreform di Indonesia  dikerjakan oleh panitia
                     landreform yang merupakan panitia negara yang dibentuk dengan
                     Keputusan Presiden No. 131 tahun 1961 yang kemudian dikan



                                            57
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97