Page 138 - Mozaik Rupa Agraria
P. 138
jalurnya sendiri untuk turut memajukan wisata budaya melalui
pertunjukan tari nusantara dan kuliner. Bahkan, ketika Desa
Jagalan akan lomba desa di tingkat kabupaten, pengurus kampung
justru memintanya menutup pintu dan sembunyi, “Maaf ya
Bu Shinta, hasil keputusan rapat panitia kemarin, Ibu harus
tutup pintu dulu,” ujar Shinta Ratri mengenang intoleransi yang
dialaminya, “Mungkin mereka cemas tidak akan juara, padahal
dengan kami sembunyi juga tidak juara.”
Dinas Kebudayaan DIY memberikan fasilitasi berupa
dukungan program kegiatan, bentuknya perhelatan (event)
seni yang ada di masyarakat. Fasilitasi program ini dibiayai
pemerintah melalui Dana Istimewa. Yuliana Enny Lestari Rahayu,
Kepala Bidang Pemeliharaan Pengembangan Adat Tradisi,
Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY menyatakan,
komunitas waria bisa mengakses fasilitasi program tersebut.
Caranya, mengajukan proposal dan secara administrasi sanggar
atau kelompok seninya minimal terdaftar di kecamatan, lebih
utama terdaftar di kabupaten, dan mempunyai Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) atau Nomor Induk Kesenian (NIK) yang
diterbitkan Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota di mana kegiatan
berada, idealnya sanggar atau kelompok seni berbadan hukum.
“Dasar kami adalah SKT dan Proposal, kami tidak membeda-
bedakan jender,” ujar Kepala Bidang yang membawahi Seksi Adat
Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni ini (Jum’at, 22 November 2019).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Seni pada bidang
tersebut, Purwiyati, menyebutkan SKT atau NIK tujuannya
sebagai bank data saja, tidak untuk menyulitkan. “Namun,
belum ada kelompok waria yang mengajukan proposal untuk
memperoleh fasilitasi program” ujarnya (Jum’at, 22 November
2019). Terkait FKY, ada kelompok waria yang ikut serta dalam FKY
2019 di Malioboro, meski sedikit.
GEDSI dan Agraria 125