Page 141 - Mozaik Rupa Agraria
P. 141
di SMP. Dan saat itulah orang tua saya persisnya bisa menerima
keadaan saya.
Dampak secara psikis buat saya adalah saya bisa berkembang
sewajarnya anak-anak, tumbuh dan berkembang sehingga saya
memiliki perspektif kebebasan berpikir dan belajar menghargai
demokrasi sebagaimana orang tua saya mendidik saya. Dan
dampak secara fisik kemudian saya tumbuh kembang menjadi
seorang transpuan secara alami, tanpa menggunakan rangsangan
hormon/terapi hormon tetapi saya berkembang secara alami tidak
menggunakan silikon karena saya percaya diri saya secara fisik.
Walaupun saya secara fisik berjenis kelamin laki-laki, namun saya
merasa diri saya sebenarnya perempuan karena sedari kecil sudah
berbeda postur tubuh, misalnya memiliki bentuk payudara yang
lebih menonjol, kemudian bokong yang lebih besar, dan rata-rata
anak laki-laki pada seusia saya. Kemudian saya menjadi percaya
diri dan merawat keadaan fisik saya dan saya menghargai dan
belajar bersyukur bahwa itu semua pemberian Gusti Allah yang
menciptakan saya, tentu tidak ada yang sia-sia di balik penciptaan
makhluk yang berbeda dengan orietasi seksual dan entitas gender
yang berbeda dari laki-laki atau perempuan pada umumnya.
Tuhan tentunya bermaksud agar kita bersyukur menjadi apapun
dengan orientasi dan jenis kelamin apapun kita tetap wajib harus
bersyukur dan menerima ini adalah bagian dari takdir dan kita
tidak boleh pergi dari keluarga karena keluarga adalah ruang aman
yang paling utama. Ketika kita coming out di dalam keluarga ini
akan memberikan kesempatan kita akan diterima, disayangi, dan
dicintai sepenuhnya sebagaimana anggota keluarga yang lain.
Secara umum, masyarakat dan negara terutama menyikapi
keragaman gender sebagai sebuah bentuk penyimpangan
atau pengingkaran terhadap takdir, padahal ini hanya karena
perspektif mereka akan keragaman gender itu sendiri belum
128 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang