Page 172 - Mozaik Rupa Agraria
P. 172

Airport  (YIA)  Kulonprogo  kini marak,  barangkali  sebagian
           pelakunya pindahan dari Bantul.”
               Menurut  Banowati,  penggusuran  di  Parangtritis  akan
           membuat 700 orang di lingkungan bisnis karaoke menganggur,
           itu belum  termasuk  warga  yang menggantungkan hidup  dari
           bisnis  karaoke seperti  laundry,  pijat,  kos-kosan  LC, jasa  antar
           jemput, kurir, warung makan, dan pemulung. Meskipun belum
           pernah digusur, menurut Banowati penggusuran juga membuat
           anak-anaknya trauma karena hidup tidak pasti. “Pembarep ingin
           saya kembali ke desa di Grobogan, Jawa Tengah, Ragil ingin saya
           membeli  aset  tanah  di Parangtritis. Usaha  saya  terkendala ijin
           karena tidak ada IMB, karena tanah tidak bersertipikat,” keluhnya.

               Banowati bercerita, Ragil menyaksikan langsung gusuran di
           Bukit Duri Jakarta tahun 2016, “Ragil tidak mau jadi Satpol PP,
           dia sedang mempersiapkan diri jadi polisi, ikut paskibraka dan
           kegiatan bhayangkara di SMA.”


           Dampak Bisnis Hiburan Malam
               Sarijan merasa khawatir hidup berdampingan dengan bisnis
           karaoke karena membahayakan kesehatan  tubuh  dan mental
           anak-anaknya. Ia mendapati  sampah karaoke berserakan  di
           sembarang tempat, berupa pecahan botol kaca, plastik bungkus
           makanan, dan kondom. Anak-anaknya sering menemukan botol-
           botol miras yang disembunyikan. “Karaoke tidak aturan, kadang
           mulai jam 18.00 sampai 05.00 WIB, mengganggu waktu belajar
           dan istirahat. Musiknya keras, bising,” ujar Sarijan.
               Menurut Sarijan,  anak-anak  sering mendengar  umpatan
           pelanggan,  melihat perkelahian  dan perilaku  tidak pantas
           pengunjung dan LC. “Bahkan anak tetangga saya ada yang disuruh
           antar miras,”  ungkap Sarijan,  tukang merangkap  petani  dan
           peternak kecil ini menghuni rumah tembok 8 x 6 m di atas lahan


                                          Hak Asasi Manusia dan Agraria  159
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177