Page 37 - Kembali ke Agraria
P. 37

Usep Setiawan

                Usep Setiawan mengamati proses kebijakan di BPN, di Kemen-
            terian Pertanian, dan Kementerian Kehutanan itu. Ia melihat bahwa
            badan-badan pemerintah tidaklah berada dalam satu kepentingan
            yang sama dan terkordinasi. Mereka masih merupakan aktor-aktor
            yang bertindak untuk kepentingan sektornya sendiri-sendiri, atau
            mungkin melayani kepentingan pihak lainnya, dan juga memerankan
            diri sebagai arena dimana berbagai kekuatan sosial saling memper-
            tarungkan dan merundingkan kepentingannya masing-masing.


            “Kolaborasi Kritis” dalam proses kebijakan reforma agraria
                Dalam mengemban tanggungjawab sebagai pimpinan KPA,
            Usep Setiawan mengarahkan KPA berperan sebagai apa yang dise-
            butnya “kolaborator-kritis”, khususnya terhadap Badan Pertanahan
            Nasional (BPN) —dalam makna mengawal konsep dan praktek kebi-
            jakan reforma agraria yang digulirkan dengan tidak meninggalkan
                                    10
            daya kritis terhadapnya.  Dalam suatu komunikasi jarak jauh
            dengan penulis, ia menyatakan bahwa pilihan peran itu merupakan
            konsekuensi dari tanggungjawabnya sebagai pimpinan KPA. Ia
            mengemukakan bahwa konteks politik yang berbeda perlu disikapi
            oleh pemosisian KPA yang berbeda, sehingga strategi dan jalan tem-
            puhnya pun berbeda dengan sebelumnya. Dengan berperan sebagai
            “kolaborator-kritis”,  KPA di bawah kepemimpinannya diabdikan
            “untuk memastikan Reforma Agraria kembali menjadi agenda utama
            BPN, dan lebih dari itu KPA terlibat secara aktif dalam proses-proses
            perumusan kebijakan pertanahan hingga implementasinya”. Ia me-
            lanjutkan, “Kolaborasi demikian dijalankan dengan kesadaran
            bahwa reforma agraria membutuhkan komitmen dari Negara—yang
            direpresentasikan oleh pemerintah—dan dalam hal ini BPN telah
            ditugaskan oleh Presiden RI melalui Perpres 10/2006, diantaranya
            untuk menjalankan reforma agraria. Selain itu, karena besarnya




                10  Dalam satu dua tulisannya kita bisa menemukan pula interaksi dengan
            Departemen Pertanian dan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas).

            18
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42