Page 111 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 111
Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 101
Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan
Bahomoahi, Bahomotefe, Lalampu, Lele, Dampala, Siumbatu, Bahodopi, Keurea, dan Fatufia. Operasi produksi BDM resmi
dimulai dari tahun 2009 dan diperkirakan berakhir pada tahun 2025. Di dalam mendukung operasi BDM, terdapat empat
kontraktor khusus untuk alat berat:
1. Bintang Maha Jaya (Exavator) 3. Tanjung Putiah (Dump Truk).
2. Sulawesi Motor (Compact) 4. Bangun Persada Regu Tama (Tongkang).
Pada tahun 2010, BDM menggandeng perusahaan China Tsingshan anak perusahaan PT Dingxin Group dengan nilai inves-
tasi US$1 miliar (sekitar Rp 8,9 triliun) dalam bentuk joint venture dengan komposisi, BDM 45 persen saham dan Dingxin
Group 55 persen dibawah bendera perusahaan PT Sulawesi Mining Investment (SMI). Disaat yang sama Pemerintah
Indonesia memberikan Tax Holiday (atau pengurangan pajak) pada investasi ini dengan melakukan revisi PP No.62/2010.
BDM menguasai sekitar 20 Kuasa Pertambangan di dua kabupaten, yaitu Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe, Sulawesi
Tenggara. Mereka menerbitkan pecahan izin agar terhindar dari birokrasi perijinan pertambangan dengan menaruh macam-
macam nama dan badan usaha yang berbeda dengan total luasa keseluruhan 47, 000 hektar (Tempo Interaktif, Jakarta 8
Oktober 2009).
Kerjasama ini juga diikuti dengan rencana pembangunan pabrik nikel yang masa konstruksinya akan dimulai tahun 2010-
2011. Pembangunan pabrik ini ditargetkan dapat memproduksi 30.000 ton nikel per tahun dengan kebutuhan biaya mak-
simal 1 miliar Dollar AS dikarenakan pihak Jhinsiang Group telah cukup berpengalaman bermain dalam sektor nikel serta
menguasai teknologi dan operasional terkait pabrik nikel. Nilai investasi yang telah dikeluarkan oleh BDM Sudah mencapai
US$20 juta untuk membangun jalan, pelabuhan, dan macam-macam infrastruktur.
Produksi ore BDM secara keseluruhan dikirim ke negeri China untuk menyuplay kebutuhan Indutri Steenless Steel yang
sedang tumbuh. Praktek perusahaan ini, secara keseluruhan adalah Trans Nasional Corporation (TNCs) sebab bentuk
pengelolaan nikel yang dilakukan merupakan hasil sokongan modal baru dari surplus pertumbuhan ekonomi di China.
Orientasi korpoasi lebih dominan di interupsi oleh permintaan nikel di pasar global, terutama aktivitas industri stainless
steel di China yang menjadi konsumen nikel terbesar dunia.
Terkait dengan pembangunan smelter, nilai investasi Sulawesi Mining Invesmen (SMI) tahap pertama sebesar US$ 320 juta,
dengan estimasi produksi mencapai 300 ribu ton nikel pig iron. Sedangkan, tahap kedua akan digelontorkan anggaran
dengan nilai investasi sebesar 640 juta Dollar AS, dengan perencanaan produksi berkapasitas sekitar 500 ribu ton. Peman-
cangan tiang pada tahap kedua akan dilakukan pada Juli 2013 dan akan dibangun juga power plant PLTU berbahan bakar
batubara sebesar 450 ribu mega watt untuk mendukung ketersediaan pasokan listrik. Saat ini, untuk tahap pertama, semen-
tara masih menggunakan genset berkapasitas 38 mega watt (Kemenperin, 2013).
PT Central Omega Resources Tbk
PT. Mulia Pacific Resources didirikan berdasarkan akta notaris Kartono, SH Nomor 18 Tanggal 14 November 2006, akta
pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan
nomor keputusan No.w7-00860 HT.01.01-TH 2007. Tanggal 23 Januari 2007 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia, No. 21 tanggal 13 Maret 2007. Tambahan No. 2396. Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan
dengan akta No. 21 Tanggal 7 April 2009. yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Robert Purba, SH.