Page 118 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 118
108 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
beroperasi di sana di antaranya, PT Tehknik Alum Service
(PT TAS), dan PT Genba. Saban hari nelayan hanya
menatap dari kejauhan, sebab aktivitas menangkap ikan
juga sudah sulit dilakukan karena aktivitas tongkang dan
pencemaran laut.
Demikianlah perluasan ekonomi pertambangan berbasis
kapital secara langsung juga memisahkan hubungan
mutualisme manusia terhadap alam, sekaligus
memisahkan kesatuan alam dengan keberlangsungan
produksi bagi kehidupan masyarakat sekitarnya. Contoh
kongkrit dari kasus ini dapat dilihat pada PT BDM yang
membeli laut dan hutan bakau seluas sepuluh hektar dari
masyarakat Fatuvia dan Bahodopi. Sementara itu, hutan
Gambar 6: Warga, terutama anak-anak menderita gatal-gatal setelah
bakau dan garis pantai yang membelah pulau dan mengkonsumsi ikan yang telah tercemar limpasanlimbah PT MPR.
Foto: Dok. JATAM Sulteng.
daratan Fatuvia itu telah rubah secara permanen.
Kawasan yang luasnya sekitar kurang lebih 20 hektar itu
direklamasi untuk kebutuhan pelabuhan dan penampungan ore serta kawasan perkantoran lapangan oleh BDM. 11
Bukannya bertanggung jawab dengan situasi yang dialami masyarakat sekitar tapak tambang. Celakanya, reklamasi pantai
itu justru diamini oleh berbagai pihak dari Pemerintah Kabupaten Morowali. Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
Morowali saat dikonfirmasi menyatakan, bahwa lokasi itu sudah melalui mekanisme Amdal, dan PT BDM menggantinya di
tempat lain. Sikap demikian menunjukan lemahnya pengetahuan dan pengawasan jajaran Pemerintah Kabupaten Morowali
dalam menjaga kondisi lingkungannya.
Penanaman kembali hutan bakau yang diserahkan pada pihak ketiga oleh PT BDM ternyata tidak jelas nasibnya. Penanaman
hutan bakau dikerjakan oleh LSM lembaga peduli lingkungan di Kabupaten Morowali, milik seorang kontraktor lokal bernama
Santi, hanya menghasilkan ciri khas proyek yang mewakili kebiasaan buruk kontraktor. PT BDM menduga LSM itu telah
memanipulasi penanaman bakau, mereka hanya menanam seadanya tangkai bakau di sepanjang pantai Fatuvia. PT BDM
juga menuding LSM itu hanya memanfaatkan tenaga petani setempat untuk menanam bakau tersebut. Tanpa melalui proses
pembibitan dalam koker, tangkai-tangkai bakau itu ditancapkan begitu saja diatas pasir pantai. Ketika air laut pasang, maka
segeralah tangkai-tangkai bakau itu terseret gulungan ombak. 12
Selain pekerjaannya yang serba manipulasi, ternyata petani yang dipekerjakan separuh honornya belum dibayar. Pengusaha
muda itu melarikan diri dan meninggalkan setumpuk masalah pada seorang petani setempat yang diduga menjadi orang
kepercayannya. Para petani sempat berkeluh pada pihak PT BDM, tetapi pihak perusahaan tidak mau bertanggung jawab,
alasannya proyek itu sudah dipihak ketiga-kan. Demikian pula dengan anggarannya sudah diberikan pada kontraktor
tersebut.
Sejak PT BDM beroperasi, nelayan setempat, terutama Fatuvia sudah tidak lagi efektif melakukan aktivitas sebagai nelayan.
Mereka bekerja sambil lalu di PT BDM, sebagai ojek perahu (begitu nelayan menyebutnya). Pada jam-jam tertentu mereka
digunakan jasanya untuk mengantar makanan ke kapal pengangkut ore serta membawa para tenaga kerja yang telah
melakukan pergantian. Sementara nelayan lain, memilih untuk melaut ditempat yang lebih jauh ke wilayah Menui Kepulau-