Page 123 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 123
Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan
Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 113
Keterlibatan aparat TNI-Polisi dalam kasus tambang Morowali akhirnya membentuk pola: Pertama, mereka terlibat dalam
sosialisasi perencanaan awal dan memberikan sugesti supremasi keberadaan aparat TNI dan Polisi sebagai penegak hukum;
Kedua, terlibat meredam ketegangan saat proses-proses ganti rugi lahan bahkan ikut memfasilitasi transaksi; Ketiga,
Mereka mendapatkan proyek pengamanan tambang setelah perusahaan beroperasi. Mereka mengerjakan tugas-tugas
keamanan dalam berbagai level, baik dalam level penjagaan lalu lintas produksi maupun pengamanan dari protes warga
atas gangguan yang muncul saat operasi produksi.
Perampasan Melalui Negosiasi Ganti Rugi
Negosiasi ganti rugi tanah di One Pute Jaya menjadi cerita panjang yang dimulai dari tahun 2011. Dulu awalnya PT PAN
China yang pertama mengaku mau melakukan bayar ganti rugi tanah. Tetapi pola bayarnya tiga kali, tetapi masyarakat saat
itu tidak langsung memutuskan, mereka masih bermusyawarah untuk melepaskan lahan. Lalu muncul perusahaan berbeda,
namanya PT GSMI yang datang memberikan penawaran pembayaran satu kali. Tawaran itu langsung disetujui oleh
masyarakat, tetapi dengan beberapa persyaratan yang coba diajukan oleh masyarakat. Namun dalam proses ganti rugi
tanah tiba-tiba berubah, yang datang membayar justru PT Cipta Mandiri Putra Perkasa (CMPP) anak perusahaan PT
Sulawesi Resources. Beberapa permintaan masyarakat yang akhirnya disetuju oleh perusahaan sebagai berikut:
1) Pembayaran ganti rugi tanah 35 juta tunai; 2) Penyerapan tenaga kerja; 3) Bagi hasil 5000 per metrik ton; 4) Perbaikan
pada infrastruktur dan fasilitas di Desa One Pute Jaya yang rusak; 5) listrik untuk penerangan warga, penanganan dampak
lingkungan; 6) dan masyarakat jangan dipersulit ketika hendak mencari kayu dalam lahan yang sudah dibebaskan.
Gambar 9: Anggota Polisi berjaga saatdemonstrasi masyarakat berlangsung.
Foto: Dok. JATAM Sulteng.