Page 127 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 127

Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 117
                                                                                                     Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan



               di wilayah ini. Setiap bulannya mereka harus menyetor uang tunai ada Kredit Union, yang dikelola oleh seorang pendeta se-
               tempat. Sementara hasil-hasil pertanian selain karet jatuh pada Kepala Desa, akibat telah melakukan hubungan hutang
               terlebih dahulu; 3) Kesulitan ekonomi masyarakat di wilayah ini selain karena faktor larangan membuka lahan pada lokasi
               tanah merah (hutan lindung), dan lokasi konsesi pertambangan. Ekspansi perkebunan karet PTPN XIV menjadi pemicu paling
               serius. Sebanyak 25.000 hektar lahan petani dibabat habis oleh PTPN XIV dengan janji plasma. Tapi, kenyataanya lahan
               karet warga tidak sesubur kualitas perkebunan INTI perusahaan. Lahan mereka hanya ditanami lalu dibiarkan tumbuh begitu
               saja, sehingga hasilnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

               Pola pembentukan tenaga kerja di Kabupaten Morowali untuk melayani kebutuhan perusahaan tambang di Morowali tidak
               hanya pekerja untuk serapan PT BDM dan PT Vale, tetapi hampir semua menggunakan pendekatan kategori-kategori spasial.
               Dalam laporan-laporan Amdal mereka menyebut konsep rekruitmen tenaga kerja dan efek domino sebagai dampak positif
               dari hadirnya mereka sebagai pelaku kegiatan produksi pertambangan. Sasaran utamanya adalah para petani setempat yang
               berada di lingkaran korban tambang. Merupakan petani yang dari awal telah diserang oleh berbagai mekanisme pemisahan
               atas kontrol terhadap tanah sebagai kegiatan produksi utama. Serangan itu melalui skema ganti rugi tanah yang didahului
               oleh pembentuk konsesi-konsesi IUP sebagai alat untuk justifikasi pengganti kerugian karena didudukinya tanah oleh per-
               usahaan.

               Terdapat dua kategori bagi rekruitmen tenaga kerja DI Kabupaten Morowali yakni, Pertama, tenaga kerja berbasis skill atau
               orang yang memiliki pengalaman dan keterampilan untuk cabang pekerjaan tertentu. Mereka ini kebanyakan diisi oleh para
               perantau migran dari Sulawesi Selatan, Jawa, dan Sulawesi Tenggara yang punya pengalaman bekerja dalam perusahaan
               tambang dan logging di Malaysia dan Pulau Kalimantan; Kedua, tenaga kerja berbasis non-skill bagi mereka yang memiliki
               keterampilan tetapi belum memiliki pengalaman apapun. Kategori ini banyak diisi oleh para petani di desa-desa dekat lokasi
               tambang, baik yang tanahnya telah diganti rugi maupun belum. Karena jumlah penduduk yang relatif kecil. Para pimpinan
               lapangan perusahaan mengakui masih sangat kesulitan untuk mendapatkan pasokan tenaga kerja alat berat. Sehingga ba-
               nyak yang direkrut berasal dari Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Tetapi mereka tetap memberlakukan kebijakan rekruitmen
               tenaga kerja dengan pendekatan skala prioritas.

               Beberapa perusahaan seperti PT BDM memberikan prioritas tenaga kerja pada sembilan desa lingkar tambang khususnya
               masyarakat lokal. Mereka membaginya dalam beberapa kategorinya sebagai berikut: Pertama, wilayah lingkar tambang yaitu
               satu kecamatan Bahodopi yang terdiri dari 12 desa,  hal itu disebut kategori Ring Satu; Kedua, adalah kecamatan sebelah
               atau tetangga yaitu Bungku Timur dan Bungku Pesisir disebut Ring Dua; dan Ketiga, satu Kabupaten Morowali dan Kabu-
               paten Poso, Banggai dan cakupan antara provinsi Sulawesi Tengah disebut Ring Tiga.

               Dalam proses rekruitmen keduanya sebagai berikut: 1) Berkas permohonan kerja, CV, daftar riwayat hidup, SKCK, Ijasah
               terakhir, Fotocopy KTP, KK, Kartu Domisili Desa Binaan. Setiap calon tenga yang akan direktur akan melalui beberapa tahap-
               an. Yang pertama kali mereka lakukan adalam memasukan berkas. Setelah selesai proses seleksi berkas, lalu menyusul lagi
               dua proses berikutnya yakni: Pertama, para pelamar kerja langsung di tangani oleh HRD untuk proses interview, tes kese-
               hatan untuk keselamatan kerja. Semua proses itu berlangsung hanya untuk bentuk penerimaan secara umum.

               Tetapi warga Fatuvia pada tahun-tahun awal kehadiran BDM mengalami kesulitan untuk bisa akses peluang kerja dalam
               BDM. Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama agar bisa masuk kerja dalam PT BDM dengan berbagai persyaratan
               yang rumit. Bagi anak laki-laki direkrut menjadi security, dan perempuan menjadi tenaga dapur (memasak), itu pun kalau
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132