Page 135 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 135

Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan
                                                                                                       Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 125



               Para pemilik café yang ada di Kota Bungku Tengah adalah bekas tim sukses Anwar Hafid ketika maju dalam Pilkada 2013.   Tabel 9:
                                                                                                             Tempat-tempat hiburan (Café)
               Mereka mendapatkan izin untuk mendirikan hiburan malam atas izin masyarakat setempat. Mereka juga mendapatkan   di Kabupaten Morowali.
               pasokan minuman dari oplosan “cap tikus” yang dipasok dari Kota Poso.
                                                                                                                 Desa      Jumlah Cafe
               Para pengrajin cap tikus di Kota Poso memasok cap tikus itu lewat mobil-mobil rental ditaruh dalam plastik tebal di bungkus
               karung putih. Pasokan ini dimuat sekali dalam dua minggu dengan omzet 1, 5 juta rupiah. Pedagang pemasok cap tikus   Tompira  1
               melakukan transaksi secara sembunyi-sembunyi. Mereka khawatir jika tercium oleh aparat keamanan urusannya bisa   Korolama  1
               panjang. Uang yang mereka kumpulkan menjadi tidak berarti kalau mereka di penjara. Alasan mereka menjual minuman
               oplosan itu, hanya sekedar untuk menambah pendapatan memanfaatkan momentum booming tambang nikel.   Korolaki  4

               Sejak berdirinya café, angka perceraian juga meningkat tajam. Karena kebanyak suami-suami yang sering mengunjungi café,   Bahoue  4
               memilih menceraikan istrinya dan menikah dengan para ladis. Anehnya, para ladis itu tetap bekerja di café dan diantar oleh
               suaminya setiap malam.                                                                          Ganda-ganda  1

               Perempuan yang dipekerjakan sebagai ladis dalam Cafe, umumnya lebih tertarik pada pria dewasa yang agak matang, atau   Bente  4
               terlihat mapan. Biasanya lelaki dengan umur tua dianggap tidak terlalu banyak tingkahnya, tapi lebih royal dan banyak uang
               dari pada anak muda. Jika para pekerja tambang umur muda datang, mereka hanya suka mengencani para perempuan itu,   Bahomohoni  1
               dan sedikit mengeluarkan uang. 25
                                                                                                               Bungku     3
               Menurut para pekerja yang sering berlangganan konsumsi minuman alkohol, dan juga jasa seks. Para perempuan itu datang
                                                                                                               Bahomotefe  1
               dari berbagai tempat seperti Palu, Manado, Sulsel. Tetapi jumlah terbanyak datangnya dari perempuan suku To Laki Sulawesi
               Tenggara. Perempuan To Laki ini memiliki perawakan oriental para pekerja menyebutnya” mirip orang China”. Obsesi   Lele  1
               seksualitas para pekerja tambang yang bekerja di dalam perusahaan tambang China ini senang dengan tipe perempuan
               semacam itu. 26                                                                                 Dampala    1

               Pada awal tahun 2013, para perempuan di Desa Bente sekali waktu demonstrasi, melakukan sweeping di kos-kosan dengan   Bahodopi  2
               para ladis. Aksi Para ibu rumah tangga ini dipimpin oleh ibu PKK, sebagai respon atas merebaknya kebudayaan baru
               tersebut. Para kelompok pengajian merasa terusik dan menganggap bisnis tersebut menganggu ketentraman mereka. Para   Bahomakmur  1
               ibu rumah tangga itu menganggap bahwa kehidupan rumah tangga menjadi tidak harmonis sejak kehadiran Cafe. Mereka
               juga menuding banyak suami yang selingkuh dan menghabiskan uang untuk para perempuan yang ada di Cafe, dan   Fatuvia  1
               menelantarkan istri dan anaknya. Meski demikian, protes hanya terjadi di seputar Kota Bungku, di tempat lain, nyaris tidak
                                                                                                               Jumlah     28
               terdengar protes semacam itu.

               Keselamatan Pekerja Dipertaruhkan

               Deretan resiko keselamatan kerja yang paling rentan, secara umum berada pada posisi sebagai tenaga tekhnis test mining.
               Mereka berada paling dekat dengan lokasi-lokasi galian rentan tertimbun tanah, atau reruntuhan saat pengambilan sampel
               oleh exavator. Mereka biasanya berkema mengikuti tujuan para geolog, jaraknya sangat jauh dari pemukiman berada dalam
               hutan rimba yang sepi. Saat ini ada 27 perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Morowali, semuanya menggunakan pola-
               pola industri keruk dengan karakter semacam ini. 27

               Bermodal palu geologi, para buruh ini yang rata-rata direkrut dari anak muda yang putus sekolah atau jenjang pendidikan
               setara SD hingga SMU. Di arahkan berlomba masuk dalam lubang sampel tambang (bulk sampling) untuk mencari titik-titik
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140