Page 137 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 137
Kondisi Kelas Pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah 127
Booming Pertambangan Nikel, Perampasan Tanah dan
Sementara itu, dalam operasi tambang ore, keluhan yang dirasakan oleh para buruh adalah tulang belakang. Penyakit itu
menyerang pada malam hari ketika menjelang waktu istirakhat. Apalagi dari segi fasilitas kerja terdapat banyak perbedaan
mencolok, kalau dump truck milik BDM misalnya menggunakan fasilitas AC. Tetapi karena medan kerja dan jam kerja yang
tidak beraturan tetap saja penyakit tulang belakang menyerang mereka. Berbeda dengan fasilitas yang diberikan oleh peru-
sahaan kontraktor, mereka tidak ada AC untuk menghemat penggunaan bahan bakar. Sehingga para buruh yang membawa
DT milik kontraktor, rata-rata mandi debu, selain sakit tulang belakang mereka juga seringkali mengeluh gangguan perna-
pasan dan sakit dada. Kondisi jalanan yang buruk, pendakian yang curam, serta perjalanan yang panjang dan berdebu
merupakan sebab-sebab dari munculnya dua penyakit itu.
Dari segi kesehatan, hanya dua perusahaan yang memberikan pelayanan semacam ini yaitu BDM dan PT Vale, itu pun hanya
jenis pengobatan ringan, yang bisa dilakukan di Klinik Milik BDM. Tetapi kalau terjadi insiden atau kecelakaan kerja yang le-
bih serius terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit. Misalnya kecelakaan yang terjadi bulan kemarin tahun 2013 yang dialami
buruh BDM, terjadi kecelakaan tapi klinik perusahaan tidak mampu menangani, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit
Tentara di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Terdapat dua ambulans di klinik BDM untuk merujuk pekerja yang sakitnya cukup
parah.
Standar keselamatan pekerja yang buruk tidak saja dialami para buruh subkontraktor PT Vale yang ada di blok Bahodopi
Morowali dan BDM. Kasus yang sama juga terjadi pada tambang ore sekelas IUP di sekitar Mori Atas dan Kolonedale. Tingkat
keselamatan tenaga kerja juga sangat buruk. Pada tanggal 21 September 2013, terjadi kecelakaan kerja PT GSMI. Seorang
buruh yang sedang mengambil sampel di sekitar timbunan ore. Ia tidak menyangka kuku bucket excavator itu akan menan-
cap di pungungnya. Tancapan kuku bucket itu mengakibatkan pungungnya terbelah dua. Korban tersebut langsung tewas
seketika. 31
Korban lainnya menyusul setelah itu. Kejadian nahas itu terjadi setelah pulang kerja, ia terseret oleh longsor check dump,
tempat penampungan limbah tambang yang dibuat dari gundukan tanah secara manual. Karena saat itu terjadi hujan deras
akhirnya chek dump itu benar-benar longsor total dan menimbun tenaga kerja tersebut. Ia pun tewas seketika itu juga. 32
Bisnis Kotor Tambang: Rente dan Korupsi Birokrasi
Pada tahun 2012, Tim penyelidik Kejaksaan Agung (Kejagung), melakukan pemeriksaan terhadap empat orang pejabat
Pemkab Morowali. Pemerikaan dilakukan di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng. Sejumlah pejabat Kabupaten Morowali yang
diperiksa masing-masing Sekkab Morowali, Syahril Ishak, Kepala DPPKAD Morowali, Haerudin Rompone, Kabag Anggaran
DPPKAD, Alamsyah serta Kepala BPN Herlina Lawasa. Para pejabat itu diduga terlibat dalam korupsi dana Anggaran
Pendapatan daerah. Sementara itu, menyusul pemeriksaan terhadap Kepala Dinas ESDM Morowali, Umar Rasyid serta
Pimpinan PT Latanindo, Syarifudin Hafid, sebagi saksi, kasus dugaan korupsi penyimpangan IUP dan Belanja ) Daerah
(APBD) Kabupaten Morowali 2009-2010 sebesar Rp 54 miliar (Kompas edisi 2012, JPNN edisi 11 Oktober, 2012).
Namun setelah proses penyelidikan itu digelar, perkara ini hilang begitu saja dan tidak ada satu pun dari pejabat itu yang
ditetapkan sebagai tersangka. Perkara korupsi ini belum termasuk dengan dugaan tindak pidana penerbitan IUP yang
tumpang tindih yang rencana dilaporkan oleh JATAM Sulteng pada bulan Oktober 2013. 33
Tumbuhnya kongsi-kongsi bisnis telihat saat Bupati Morowali Anwar Hafid terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD
Demokrat Sulawesi Tengah. Menurut beberapa sumber, untuk menjadi seorang ketua partai cukup besar, memerlukan biaya