Page 136 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 136
126 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
tanah yang mengandung unsur nikel. Potensi terhimpit bucket eksavator, terpercik material berupa batu tajam, terpeleset
yang bisa mengakibatkan patah tulang, dan tertabrak truk adalah kelengkapan bahaya lainnya sudah sering terjadi, namun
sangat sedikit yang terpublikasi. 28
Kerasnya medan kerja dan aturan dan standar yang diberlakukan dalam operasional PT Vale. Menimbulkan keluhan
tersendiri dari para tenaga kerja. Sesekali mereka ingin protes, mereka sega. Sebab dari beberapa pengalama, jika terjadi
protes biasanya mereka akan langsung mendapat Surat Teguran Pekerja (STEP) yakni dari kontraktor penyedia tenaga kerja
dan dari pihak PT Vale sendiri. 29
Begitu pun dengan kesalahan-kesalahan ringan yang mereka lakukan misalnya, mengemudikan kendaraan tambang diluar
jam kerja, atau memindahkan kendaraan diparkiran untuk maksud belajar tanpa keputusan dari perusahaan, maka niscaya
para petinggi perusahaan itu akan langsung memecat mereka.
Aturan kerja yang ketat semacam ini menyulitkan para buruh mengembangkan diri, pada jenis keterampilan lainnya. Berikut
pengakuan salah seorang buruh yang kini masih aktif sebagai buruh kontrakan PT Vale, ”Kami merasa ketika sedang bekerja
tidak menjadi diri sendiri dan tidak menikmati hidup. Nanti setelah pulang ke kampung dan berada di tempat tidur barulah
merasa nyaman dan merdeka. PT Vale anti kritik, dan tidak peduli dengan keluhan dan penderitaan kami. Padahal setiap hari
kami menghasilkan uang untuk mereka”. 30
Dalam waktu berkantor atau berada didalam kamp, setiap buruh dilarang mengeluarkan kata-kata atau teguran yang berbau
kritik terhadap PT Vale . Nasib sial pernah dialami buruh lainnya, ketika hanya menegur makanan yang sudah satu minggu
disajikan oleh perusahaan. Langsung diputus kontrak, dan dipecat tanpa ada kesempatan untuk melakukan pembelaan diri.
Bahkan gaji mereka dipotong keseluruhan bilamana kedapatan tidak mematuhi sejumlah aturan yang ditetapkan oleh PT
Vale. Jangan-kan untuk berpikir kenyamanan kerja, upaya untuk meminta kenaikan gaji saja, para buruh justru mendapat
teguran dan langsung dirumahkan alias dipecat.
Tingkat keselamatan pekerja dalam praktik operasi PT Vale memang berbeda-beda dari setiap unit-unit kerja. Bagi tenaga
kerja alih daya CV Dahlia yang bekerja melakukan proses pemagaran lokasi pabrik nikel mendapatkan fasilitas Keselamatan
Kerja sebagai berikut: Sepatu, Kacamata, Helm, Rompi Masker, dan Kaos tangan. Namun kadang-kadang para pengawas
agak longgar dalam memberlakukan standar penggunaan alat keselamatan kerja itu. Mereka kadang memberikan istirahat
jika kami para tenaga kerja sudah kelihatan sangat kelelahan. Waktu istirahat yang diberikan biasanya 2 hingga 3 jam,
tetapi tidak menentu karena hanya bersifat insidental saja. Kadang-kadang tergantung kondisi terik matahari dan beban
kerja. Dalam keadaan tertentu, para pekerja juga akan mendapat peringatan dari mandor jika salah satu alat keselamatan
tidak dipergunakan. Tetapi hanya ditegur saja tidak ada hukuman yang berat. Biasanya dimaklumi karena mereka tidak
terbiasa menggunakan semua perlengkapan itu, misalnya kacamata. Para pekerja akan terganggu penglihatan, matanya jadi
kabur apalagi kalau sedang berkeringat.
Penilaian pekerja CV Dahlia terhadap kebijakan Kontraktor PT Vale, termasuk buruk. Mereka menduga perusahaan telah
membuat kontrak yang tidak jelas. Para pekerja alih daya itu meyakini bahwa standar keselamatan dari PT Vale cukup tinggi
jauh lebih dari standar yang dipakai sekarang ini. Misalnya dilarang masuk kerja jika standar keselamatan tidak dipenuhi,
atau aturan naik kendaraan, tidak boleh melebihi kapasitas muatan.
Kegiatan penambang dan Pelabuhan tambang nikel di Teluk Tomori.
(Dok. JATAM Sulteng, 2012)