Page 208 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 208

198     Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
               Megaproyek MP3EI Bekerja?



                                   seluas 191.5 hektar. Tatkala, survey menggunakan alat berat dan pembangunan stockpile berlangsung, warga Desa Oekopa
                                   baru sadar ada sesuatu yang hendak mengubah paksa penghidupan mereka.


                                   Lokasi deposit mangan, menurut warga yang diminta menjadi penunjuk jalan rupanya berada pada wilayah-wilayah keramat.
                                   Beberapa sumber mata air yang juga adalah oekanaf beberapa klan di Biboki menjadi wilayah yang akan diambil deposit
                                   mangannya. Beberapa lokasi ritual pun disinyalir akan menjadi arena pengerukan mangan.

                                   Selain itu, lokasi penambangan mangan terletak di kaki bukit yang memanjang dan menjadi daerah tangkapan air bagi
                                   pesawahan di Desa Oekopa, Orinbesi, hingga Inggureo. Wilayah ini, adalah lumbung padi kabupaten Timor Tengah Utara.
                                   Warga khawatir jika kaki bukit dirusak, berpotensi merusak sumber air utama yang mengaliri sawah-sawah mereka. Selain
                                   itu, bahkan jika tidak ditambang pun, limpasan air dari kaki bukit seringkali menghasilkan banjir dan erosi. Atas alasan
                                   lingkungan ini, warga Desa Oekopa dibawah kepemimpinan klan Usatnesi menolak pertambangan mangan melalui ritual
                                   adat, dan juga blokade jalan, serta demonstrasi ke DPRD dan Kantor Bupati sepanjang tahun 2012 hingga pertengahan
                                   2013.


                                   Rencana pertambangan mangan di Desa Oekopa, menurut warga, memang berbeda dengan penambangan yang dilakukan di
                                   wilayah lain. Menurut warga, karena depositnya cukup besar dan terkonsentrasi, penambangan akan dilakukan mengguna-
                                   kan alat berat, seperti penambangan terbuka pada umumnya. Dengan demikian, kesempatan warga untuk turut serta menik-
                                   mati hasil tambang seperti yang terjadi di desa-desa lain seperti di Kecamatan Biboki Utara tidak akan terjadi.


                                   Di Biboki Utara, dan juga penambangan di banyak tempat di Timor Barat, penambangan dilakukan secara manual, tidak
                                   menggunakan alat berat. Seandainya menggunakan alat berat pun tetap membutuhkan bantuan kerja manual untuk memilih
                                   dan memisahkan batu mangan dari batu biasa. Selain itu, pada umumnya warga berlaku sebagai pemilih batu yang kemu-
                                   dian menjual batu seperti perdagangan komoditi. Tidak ada hubungan buruh majikan, tetapi lebih seperti petani dan pembeli.

                                   Sementara saya menyimpulkan, alasan penolakan warga Desa Oekopa terhadap pertambangan mangan di Oekopa disebab-
                                   kan oleh faktor-faktor pelanggaran terhadap institusi penguasaan tradisional, perusakan atau potensi perusakan pada
                                   simbol-simbol identitas, potensi kerusakan alam dan lingkungan yang dapat mengganggu penghidupan utama mereka seba-
                                   gai petani sawah dan petani sayur.

                                   Mereka yang Menerima


                                   Meskipun beberapa bagian warga Timor Barat melakukan penolakan terhadap penambangan mangan, namun banyak sekali
                                   warga desa di Timor Barat yang justru merindukan agar wilayahnya dapat ditambang. Pandangan ini muncul setelah masa
                                   keemasan tambang mangan artisanal redup di akhir tahun 2011.

                                   Sejak tahun 2012, penambangan mangan menurun drastis. Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan turunnya produksi
                                   mangan. Faktor pertama penertiban IUP. Pada tahun 2011, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyadari
                                   adanya kekacauan perijinan tambang. JATAM mensinyalir di seluruh Indonesia telah diterbitkan lebih dari 8475  IUP di
                                   seluruh Indonesia. Selain itu, ekspor bahan mentah juga mengalir tak terkendali dan tidak tercatat dengan baik.

                                   Salah satu fakta adalah, tidak ada satu pun kepala dinas pertambangan di Kabupaten Timor Tengah Utara, maupun di Pro-
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213