Page 214 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 214
204 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
Catatan:
1. Catatan lapangan Torry Kuswardono, kutipan kalimat Dr. Hendrik Ataupah pada Seminar Hutan Adat tahun 1999, Kefamenanu, yang
diselenggarakan oleh Yayasan Kuan Mnasi.
2. Wawancara dengan Kornelis Beti tanggal 2 November 2013.
3. Data dioleh dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
4. Wawancara dengan Nuel Nubatonis, Uni Nubatonis, Harun Taseseb, dan Agus Taseseb.
5. Kisah perlawanan terhadap tambang di Mollo Utara saya tuliskan kembali berdasarkan catatan kronologi yang direkam oleh Karen
Campbell-Nelson dalam Desertasinya “Learning Resistance in West Timor”. Secara personal saya sendiri berada di tengah pusaran
membangun perlawanan terhadap tambang marmer Fatu Nausus, namun catatan pribadi saya tidak selengkap pencatatan Karen
Campbell-Nelson yang saat itu sedang melakukan penelitian di Desa Lelobatan yang menjadi pusat pergerakan perlawanan terhadap
tambang.
6. http://regional.kompas.com/read/2012/09/03/22111288/Tolak.Tambang.Mangan.Warga.Buat.Ritual.adat diakses tanggal 8 Desember
2013.
7. http://kupang.tribunnews.com/2010/10/27/masyarakat-tts-demo-bupati-cuek- diakses tanggal 8 Desember 2013
8. Institut ECOSOC Rights dan Yayasan Amnaut Bife Kuan melakukan penelitian dan merekam testimoni dari para penambang pada tahun
2011. Menurut kedua laporan tersebut, kondisi penambang amat menyedihkan dan jauh dari kondisi manusiawi. Selain itu kedua
laporan juga menyebutkan tidak adanya peran pemerintah untuk dapat memenuhi hak-hak para pekerja menyebabkan kondisi para
pekerja tambang berada pada risiko kesehatan yang tinggi. Apalagi, mereka juga membawa anak-anak balita yang terpapar debu
mangan. Belum ada penelitian spesifik yang memeriksa kesehatan balita yang terpapar debu mangan.
9. Dirangkum dari cerita Kornelis Beti dan Nuel Nubatonis.