Page 215 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 215
Fahruddin Maloko
“Tana Mera” di Dalam Teluk:
Pertambangan Nikel dan
Penghancuran Teluk di Halmahera 1
Awal
Cerita yang akan dipaparkan didalam bagian laporan ini adalah suatu tempat di Pulau
Halmahera, tepatnya di Provinsi Maluku Utara. Daerah ini di dalam dokumen MP3EI
dimasukkan didalam koridor ekonomi 6. Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
terdiri dari Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku
Utara. Tema pembangunan Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku adalah sebagai
Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional. Strategi
pembangunan ekonomi Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku difokuskan pada 5
kegiatan Ekonomi utama, yaitu Pertanian Pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food &
Energy Estate), Tembaga, Nikel, Migas, dan Perikanan.
MP3EI di wilayah ini dibangun di atas jejak penjajahan panjang yang dialami terus mene-
rus oleh rakyatnya. Bentangan panjang penderitaan orang-orang di wilayah yang seka-
rang dinamakan KPI Halmahera ini, telah banyak ditulis oleh sejarawan. kepulauan
Halmahera di masa silam telah menjadi pusat perdagangan terpenting di dunia, dengan
komoditas utama rempah-rempah. Kepulauan ini terkenal dengan kekayaan alam yang
menggelembungkan Spanyol-Portugis, Inggris-Belanda, ke atas air dengan pundi-pundi
emas dan uang yang didapat dari perampasan rempah-rempah yang dilakukannya di
kepulauan ini. Cerita tentang perampasan rempah-rempah ini adalah cerita tragedi ten-
tang dipaksanya manusia di wilayah ini untuk bekerja demi keuntungan VOC, elit-elit
mereka dikebiri hingga mampus dan mengakui konspirasi Belanda terhadap perampasan
tersebut. Raja, Sultan Ternate dan Tidore, diangkat dan diberhentikan berdasar kepatuhan
mereka terhadap VOC. Pemerintahan Kolonial menghadiahi para penguasa negeri kaya ini
dengan hadiah-hadiah untuk menjadikan mereka patuh dan tunduk pada kebijakan
2
Belanda.
Cerita tentang Belanda yang menjadi kekuatan dominan yang mengatur, memonopoli dan
menguasai perdagangan rempah-rempah di kepulauan tersebut bersandingan dengan
cerita tentang dibantainya ribuan orang dikepulauan Maluku. Setelah era kemerdekaan,
orang-orang disana masih kena hajar dengan program pembangunan pemerintah, rejim