Page 97 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 97
Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis
kini. Kata “kontemporer” yang menandakan keterangan waktu
kekinian atau mutakhir, disini bisa berarti kebaruan yang negatif
dalam soal tanah adat. Dalam kata lain, situasi kontemporer
tanah-tanah adat berarti situasi penuh masalah.
Di Nendali Yo (dalam bahasa Indonesia, Yo berarti kampung),
sebuah kampung kecil di pinggir danau Sentani di ujung timur
Indonesia, hingga hari ini berlaku konflik yang telah bermula sejak
era 1980-an, dengan bangunan motif yang terbentuk dalam masa
yang lebih panjang. Tulisan ini banyak berbicara di sekitar situasi
kontemporer pengaturan tanah adat di Nendali dengan refleksi pada
situasi Indonesia. Apa dan bagaimana saja perubahan-perubahan
yang ada dalam tata tanah adat Nendali, kiranya menjadi penting
didalami untuk mendapatkan kualitas referensial tertentu dalam
mengilustrasikan kondisi masyarakat adat saat ini.
1. Pengaturan Tanah Adat dalam Sistem Ondoafi
Secara konvensional, pengaturan tanah adat Nendali Yo berdasar
pada sistem adat dengan kepemimpinan Ondoafi. Dalam sistem
tersebut, kepemilikan atas tanah bersifat komunal, dikuasai dan
dimiliki bersama untuk kepentingan bersama pula. Dengan
mengacu pada personifikasi tanah sebagai “mama” dan tradisi
pewarisan kepemimpinan yang patrilineal, penguasaan tanah
tertinggi berada pada Kepala Suku atau Khoselo dengan fungsi
sebagai “ibu” sosial. Dengan tanah yang berfungsi sosial ini,
keluarga-keluarga diberikan hak untuk mengambil manfaat
sepenuhnya dari tanah adat sebagai jaminan penghidupan dan
pengikat kebersamaan.
Dalam norma dan aturan adat, penguasaan atas tanah dan
sumberdaya alam lainnya ditata merunut pada struktur jabatan
— 78 —