Page 205 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 205

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               memanfaatkan keseluruhan lahan sesuai dengan apa yang tertuang
               dalam SK pemberian HGU. Faktanya banyak ditemui penerima HGU
               menelantarkan lahan-lahan yang diberikan dan menimbulkan konflik
               di lapangan dengan masyarakat sekitar. Realitas itulah yang kemu-
               dian melahirkan Permen ATR/BPN No. 7/2017 yang memaksa perusa-
               haan untuk memberikan lahan 20% kepada masyarakat secara bersa-
                    5
               maan.  Calon penerima HGU wajib menyediaan lahan 20% (Pasal 40, 41,
               43) dan membangunkannya dengan skema kemitraan (plasma), jika tidak
               dipenuhi maka HGU tidak akan diterbitkan. Aturan ini walau tidak
               muncul dalam PP 40/1996, namun ralatif mengikat dan menjadi kebi-
               jakan dan political will Kementerian ATR/BPN, sehingga perusahaan di
               daerah yang mengajukan perpanjangan HGU dan pengajuan hak baru
               “dipaksa” tunduk untuk menjalankannya.
                   Lebih lanjut, Permen ATR/BPN No. 7/2017 mengatur lebih detail
               terkait masa perpanjangan dan pembaharuan HGU. Pasal 32 menyebut-
               kan bahwa “Permohonan perpanjangan Hak Guna Usaha dapat diajukan
               oleh pemegang hak paling cepat dalam tenggang waktu 5 tahun sebelum
               berakhirnya hak” berakhir. Frasa “paling cepat” dalam Pasal 32 untuk
               mengamankan dan menertibkan tanah-tanah yang telah diberikan HGU
               kepada perusahaan. Sehingga dalam mengajukan perpanjangan Hak
               paling cepat dapat dilakukan 5 tahun sebelum haknya habis. Permen ini
               “melawan Pasal 11 PP No. 40/1996 yang memberikan kesempatan kepada
               pemegang HGU dengan alasan tertentu.

                   Permen ATR/BPN No. 7/2017 berusaha memberikan perlindungan
               dan pencegahan terhadap indikasi adanya tanah terlantar (Lucas dan
               Waren 2003). Hal ini dikarenakan selama perusahaan hendak menga-
               jukan perpanjangan mereka akan mengusahakan HGU secara maksimal
               dan tidak menelantarkannya. Dengan peraturan ini harapannya peme-



                   5  Permen ATR/BPN No. 7/2017 kemudian diselaraskan dengan Permentan
               No. 5/2019 yang menjadikan syarat keluarnya izin perkebunan harus terlebih dahulu
               pengusul memiliki HGU. Kemudian untuk menghindari penelantaran tanah yang
               diperoleh, ditegaskan dalam permen tersebut bahwa tanah yang diperoleh harus
               dikelola secara bertahap maksimal 6 tahun dan memfasilitasi pembangunan perke-
               bunan masyarakat minimal 20% (Pasal 9).

                                                                         177
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210