Page 209 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 209

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               dengan peraturan perundang-undangan. Secara tegas dinyatakan,
               terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan apabila tidak
               melakukan kewajiban ini maka sanksi berupa denda ataupun pencabutan
               izin dapat dilakukan (www.infosawit.com).

                   Peraturan ini tentunya dapat memberikan peluang kepada masya-
               rakat sekitar perkebunan untuk melakukan budidaya komoditas tanaman
               tertentu dimana hasil panen masyarakat dapat dijual kepada perusahaan.
               Skema ini menjadi peluang masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan
               perkebunan untuk mengolah lahan mereka sendiri atau dari perusahaan
               sehingga hasilnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain
               mengatur terkait penyediaan bahan baku yang harus melibatkan hasil
               perkebunan masyarakat, peraturan tersebut juga mewajibkan peru-
               sahaan untuk memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar.
                   Melalui skema ini maka dengan masuknya sebuah perusahaan pada
               suatu lokasi tertentu harus memberikan manfaat dan keuntungan bagi
               masyarakat yakni dengan dibangunkannya kebun masyarakat oleh peru-
               sahaan dengan berbagai skema yang disepakati. Dalam pelaksanaannya
               beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangunkan kebun
               masyarakat diantaranya adalah adanya ketersediaan lahan; pertimbangan
               jumlah keluarga pada masyarakat sekitar yang layak sebagai peserta, dan
               adanya kesepakatan antara masyarakat dengan perusahaan dengan
               diketahui oleh kepala dinas provinsi yang membidangi perkebunan. Ada-
               pun persyaratan masyarakat yang layak menjadi peserta yakni: Pertama
               adalah masyarakat yang lahannya digunakan untuk pengembangan
               perkebunan dan berpenghasilan rendah sesuai peraturan perundang-
               undangan. Kondisi ini bertujuan agar menekan timbulnya ketimpangan
               antara pemegang HGU dengan masyarakat sekitar yang berpenghasilan
               rendah; Kedua, mereka harus bertempat tinggal di sekitar lokasi IUP-B
               atau IUP yang dapat dibuktikan dengan KTP ataupun C1/Kartu Keluarga;
               dan ketiga, masyarakat yang memiliki kesanggupan untuk melakukan
               pengelolaan kebun. Persyaratan kedua dan ketiga tersebut dimaksudkan
               agar lahan yang sudah dibangunkan oleh perusahaan dapat dikerjakan
               langsung oleh masyarakat asli yang tinggal di sekitar lahan garapan serta
               mencegah adanya tanah absentee dan mencegah penelantaran tanah

                                                                         181
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214