Page 78 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 78

M. Nazir Salim & Westi Utami

            wilayah yang menjadi basis konflik agraria secara laten. Pendekatan kon-
            flik sebagai basis merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persoalan-
            persoalan terkait ketimpangan penguasaan lahan (Kartika 2018).

                Kedekatan Jokowi-JK dengan rakyat yang kebetulan berangkat dari
            kalangan masyarakat biasa membawa suasana batin yang sangat mengun-
            tungkan, karena mendapat kepercayaan publik dari banyak kelompok.
            Hal itu ditunjukkan dengan ekspektasi yang tinggi dari berbagai pihak
            kepada pimpinan baru yang baru saja dilantik. Namun naiknya Jokowi
            dalam suasana Indonesia sedang “berkabung”, karena bencana kebakaran
            terjadi di mana-mana, sehingga prioritas penguasa adalah bagaimana
            secara cepat menghentikan kebakaran dan mengatasi dampaknya kepada
            masyarakat. Dan faktanya, sampai dengan semester pertama 2015, energi
            pemerintah difokuskan pada penyelesaian persoalan tersebut. Presiden
            Jokowi-JK melakukan beberapa tindakan konkrit untuk mencegah keba-
            karan yang lebih besar, termasuk melakukan moratorium izin-izin baru
            di hutan primer dan lahan gambut, juga membentuk Badan Restorasi
            Gambut (BRG) pada Januari 2016 (Perpres No. 1 Tahun 2016) untuk
            menyelamatkan hutan gambut Indonesia (Wijaya, dkk., 2016).

                Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengusung RA dengan sem-
            bilan agenda prioritas yang termaktub dalam Nawacita. “Nawacita secara
            sederhana diterjemahkan sebagai berdaulat secara politik, mandiri di
            bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya, melandasi jiwa dan
            pelaksanaan Reforma Agraria” (Kantor Staf Presiden 2017, 14). Agenda
            prioritas tersebut mengusung misi menghadirkan kembali negara
            sebagaimana agenda No. 1; kemudian membangun Indonesia dari ping-
            giran yang termuat dalam agenda No. 3; dan agenda No. 5 dengan mening-
            katan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong pelaksanaan Reforma
            Agraria dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar. Agenda
            priorioritas ini kemudian dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
            Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019 Buku I, 81).

                Agenda prioritas di atas tidak serta merta langsung menjadi pro-
            gram kebijakan, karena secara khusus belum ada pihak-pihak yang
            mengerjakan dari mulai perangkat hukum hingga kelembagaan yang
            akan menjalankannya. Lewat Kantor Staf Presiden di bawah pimpinan

              50
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83