Page 125 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 125

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          adat sebagaimana diperintahkan oleh UUPA Pasal 22 tidak
                          berhasil  dirumuskan? Atau  sengaja tidak  merumuskan
                          peraturan terkait karena berbagai alasan, misalnya upaya
                          untuk tidak mengatur sistem adat yang berlaku agar tidak
                          ikut mengintervensi masyarakat hukum adat, atau kesu-
                          litan karena sistem adat yang berlaku di berbagai daerah
                          masing-masing  memiliki keunikannya  sendiri-sendiri,
                          sehingga sulit untuk diatur dalam satu peraturan yang
                          berlaku  secara  nasional.  Persoalan  ini  menimbulkan
                          pertanyaan besar  karena hingga  kini pemerintah tidak
                          berhasil merumuskan Pasal 22 UUPA dalam bentuk aturan
                          teknis. Artinya, isu hukum adat sebagai bagian dari hu-
                          kum pertanahan secara teknis tidak pernah menghasilkan
                          produk hukum turunan sebagai pelaksana di daerah yang
                          berlaku secara nasional.
                              Sadjarwo (1960) dalam pidatonya di depan DPRGR

                          12 September 1964 menegaskan, “hukum adat dijadikan
                          dasar utama karena hanya dasar itulah yang sesuai dengan
                          kepribadian bangsa Indonesia. Namun kita sadari bersama
                          bahwa hukum adat mengenai tanah yang kita kenal seka-
                          rang sebenarnya  adalah hasil dari perkembangan yang
                          sedikit banyak dipengaruhi oleh politik kolonial, sehingga
                          dalam kenyataannya ada beberapa segi hukum adat yang
                          diam-diam menguntungkan golongan kecil tertentu saja
                          dalam masyarakat adat itu dan menghidupkan perten-
                          tangan diantara  kita,  tidak sesuai  dengan asas  tujuan
                          perjuangan bangsa Indonesia. Karena itulah, hukum adat
                          yang dijadikan dasar UUPA bukan sebagai yang tampak
                          beku dan usang akibat politik kolonial, tetapi hukum adat

                                                                             89
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130