Page 157 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 157
Djoko Suryo
1. Konsep Hamemayu Hayuning Bawana merupakan visi lokal
berwawasan global dan universal yang dapat diartikan seba-
gai cita-cita dan upaya untuk memelihara keselamatan dan
kelestarian kehidupan di muka bumi sebagai satu ekosistem
yang harmonis. Untuk mewujudkan cita-cita ideal tersebut
3
maka manusia dimuka bumi (termasuk masyarakat Yog-
yakarta) perlu menjalankan tugas sebagaimana diisyaratkan
dalam makna gelar simbolis Sultan Yogyakarta: ....Sultan
Hamengku Buwana Senapati ing Ngalaga, Abdurrahman Sayidin
Panatagama Kalifatullah. Kata Hamengku Buwana mencakup
4
konsep Hamengku, Hamangku, Hamengkoni dan Buwana.
Hamengku berarti mengangkat harkat dan martabat kema-
nusiaan, atau memberdayakan Sumber Daya Manusia dan
menjunjung tinggi Hak-hak Azazi Manusia. Hamangku
berarti mengayomi, memelihara, dan mendorong terlaksa-
nanya keadilan dan penegakan hukum. Hamengkoni berarti
memberikan kepemimpinan, keteladanan, dan tanggungja-
wab sedangkan Bawana berarti jagad atau dunia kehidupan
ini. Sementara Senapati Ingalaga mencitrakan sifat ideal
5
seorang Satriya (dalam dunia pewayangan) atau Kesatria
(Knight) yang bertugas sebagai penjaga keamanan, kestabilan,
ketentraman, keharmonisan dan kedamaian masyarakat dan
negara, sebagaimana tercakup dalam konsep njaga tentreming
praja. Abdurrahman Sayidin Panatagama mengisyaratkan ten-
tang tugas seorang Muslim terhadap sesama Muslim di ha-
dapan Allah untuk menuntun kehidupan beragama yang
sebenarnya. Khalifattullah menegaskan manusia sebagai
pengemban amanah Allah S.W.T bertugas untuk menjaga dan
3 R.M. Tirun Marwito, “Apakah Masih ada Jiwa/Watak Satriya itu?”.
Makalah disampaikan dalam Seminar Kebudayaan dalam Rangka
Menyusun Penetapan DIY sebagai Pusat Kebudayaan Tahun 2020,
diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Daerah 2005.
4 Ricklefs, op.cit.
5 R.M. Tirun Marwito, op.cit., hlm. 2.
136