Page 126 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 126

114   Tri Chandra Aprianto


                Praktek  penyerahan  padi tersebut  seluruhnya  merupakan

              jawab Kucho (kepala desa), baik itu penerimaan maupun
            pengawasannya. Biasanya Kucho dibantu oleh salah seorang pamong
            desa  terutama  eekretaris  desa.  Di  bawah  ini  bagan  mekanisme
            penyerahan padi dari masyarakat hingga ke otoritas yang mewakili
            pemerintah Jepang di Jawa.
                Seluruh  energi masyarakat  perkebunan   dikerahkan  oleh

            Pemerintah  Jepang pada  tanaman  perang, sehingga  berdampak



            serius pada struktur masyarakat perkebunan   Jaw  Pengur


            terhadap  produksi tanaman  perkebunan  tidak  saja  memporak-
            porandakan  keterlibatan  masyarakat  perkebunan  dalam  tanaman
            perkebunan. Masyarakat  perkebunan  juga  mengalami kerugian
            akibat pengerahan tanaman perang. Terlebih lagi keberadaan buruh
            perkebunan  yang selama  ini menggantungkan    hidupnya  pada
            jalannya  perusahaan  harus  menganggur. 54  Banyak  pemukiman  liar
            nantinya  di perkebunan  yang kosong karena  ditinggalkan  pemilik
            erfpacht di Sumatera Timur, dan ini menjadi persoalan serius pada
            tahun-tahun berikutnya. 55



            C.  Situasi Perkebunan Masa Pendudukan Jepang

                Semua   kegiatan  perekonomian  dengan   modal besar   di
            sektor  perkebunan  mengalami kemunduran   dan  berhenti pada
            saat  pendudukan  tentara  Jepang (1942). Sementara  masyarakat
            perkebunan  menghadapi kembali pemaksaan    untuk  melakukan
            pananaman tanaman tertentu.
                Adanya pendudukan tentara Jepang, para pengusaha perkebunan
            dari Belanda  semakin  banyak  yang meninggalkan   perusahaan
            perkebunannya. Para  pengusaha  perkebunan  tersebut  pulang ke



            54  Aiko Kurasawa, Mobilisasi dan Kontrol, hlm. 50.
            55  Lihat  juga  Karl Pelzer, Sengketa  Agraria:  Pengusaha  Perkebunan
                Melawan Petani (Jakarta: Sinar Harapan, 1991).
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131