Page 130 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 130
118 Tri Chandra Aprianto
Tercatat dalam statistik pada tahun 1942 luas lahan perkebunan
di dataran tinggi seperti karet, kina, kospi, teh, dan tanaman keras
lainnya yang terletak di tiga daerah Karesidenan Besuki (Bondowoso,
Jember, dan Banyuwangi). Tabel di bawah menunjukkan keluasan
lahan tanaman perkebunan di masing-masing daerah dengan luasan
(hektar). 66
Tabel 4
Keluasan tanah (ha) tanaman perkebunan di dataran tinggi
Kabupaten Karet Teh Kopi Kina Lain-lain Jumlah
Bondowoso 247 - 1.597 - - 1.844
Jember 19.717 486 13.647 - 195 34.045
Banyuwangi 15.376 347 16.499 - 1.092 33.314
Angka-angka di atas hanya menunjukkan luasan tanah yang
berproduksi tanaman perkebunan di dataran tinggi. Tidak ada
penjelasan lebih lanjut tentang luasan tanah yang ditanami tanaman
perkebunan pada tahun-tahun selanjutnya. Namun, yang pasti akibat
dari tindakan pemerintah pendudukan Jepang yang melakukan
berbagai pembongkaran menyebabkan semakin menyempitnya
lahan untuk tanaman perkebunan tersebut. Tidak ada angka yang
ditemukan, akan tetapi yang pasti semua kegiatan perekonomian
dengan kapital besar itu semakin mengalami kemunduran pada saat
pendudukan tentara Jepang hingga Perang Dunia II. 67 Masyarakat
perkebunan sedang menghadapi satu rezim agraria yang tidak
saja memporak-pondakan struktur tanah dan mengeksplotasi
masyarakat, sekaligus masyarakat perkebunan harus menghadapi
konsolidasi tanah untuk tanaman perang.
66 Djawatan Penerangan Republik Indonesia Propinsi Djawa Timur,
Propinsi, hlm. 339.
67 Sukendah, ‘Pengusahaan tembakau cerutu Besuki na-oogst di kebun
Adjong-Gayasan PT Perkebunan Jember Jawa Timur
diterbitkan), Laporan Praktek Lapangan, kegiatan wajib profesi
keahlian Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya IPB, 1987, hlm. 5.