Page 127 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 127

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  115


              negeri asalnya. Mereka  membutuhkan  rasa  aman. Mereka  tidak
              peduli lagi dengan tanah-tanah yang telah memberikan keuntungan
              yang  sangat  besar  itu.  Tanah yang dulunya di  bawah  penguasaan
              perusahaan perkebunan kolonial yang kepemilikannya berdasarkan
              hak  erfpacht  diambil alih  oleh  pemerintah  Jepang. Tanah-tanah
              tersebut  kemudian  dibongkar  dan  dirubah  peruntukannya  tidak
              lagi seperti sebelumnya. Tanaman  perkebunan  dirubah  menjadi
              tanaman yang mendukung perang. Ada beberapa tanah perkebunan
              yang diambil oleh  pemerintahan  pendudukan  Jepang seperti di
              Distrik  Kalisat  980 hektar, 105 hektar  di Distrik  Puger, 317 hektar
              di Distrik Jember, 674 hektar di Distrik Mayang, dan 788 hektar di
              Distrik Tanggul. 56

                  Tidak  hanya  tanah-tanah  perkebunan  yang ada  di dataran
              rendah, perkebunan di dataran tinggi pun mengalami hal yang sama.
              Banyak tanah perkebunan di dataran tinggi seperti perkebunan teh,
              karet, kopi, dan sebagainya ditebang atau dibongkar untuk diubah
              menjadi ladang guna  menambah    hasil bahan  makanan, namun
              untuk mendukung perang. Sementara pohon-pohon hasil tebangan
              dari tanaman perkebunan dirubah untuk menjadi arang. Tidak ada
              lagi tanaman  perkebunan  yang bertengger  hidup  di lahan-lahan
              perkebunan. Perusahaan  perkebunan  tersebut  kemudian  menjadi

              urusan kaisha (perusahaan-ed.). Nasib yang sama juga diterima oleh
              pabrik-pabrik, seperti pabrik  gula, kopi, dan  teh  dirubah  menjadi
              pabrik  senjata, tenun, atau  butanol. Bahkan  ada  pula  pabrik  yang
              dibongkar sama sekali. Kerusakan hebat tidak hanya di Jember tapi
              juga di berbagai daerah perkebunan lainnya. Kerusakan hebat tidak
                                                                          57
              hanya di Jember tapi juga di berbagai daerah perkebunan lainnya.
              Masyarakat  diminta  oleh  pasukan  pendudukan  Jepang untuk



              56  Lihat pada pemberitaan Soeara  Asia, “Memberantas Penganggoeran”,
                  17 April 2603 (1943), hlm. 4.
              57  Lihat pada Laporan Djawatan Penerangan Republik Indonesia Propinsi
                  Djawa Timur, Propinsi, hlm. 327.
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132