Page 142 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 142

130   Tri Chandra Aprianto


            Kyai ini dalam  perspektif  Bourdieu  memiliki tiga  modal sekaligus:
            (i) yaitu: modal budaya yaitu: pengetahuan agama dan nilai-nilainya,
            kepemimpinan; (ii) modal simbolik yaitu legitimasi kultural karena
            punya  garis  ketokohan; dan  (iii) modal sosial yaitu  jaringan  sosial
            pesantren. Posisi demikian  juga  menjadi ranah  tersendiri dimana
            masyarakat perkebunan juga secara kultural harus memperjuangkan
            gagasannya, karena  kyai pada  level tertentu  (sering) berposisi
            netral dan  tidak  jarang mendukung agen  tertentu  dalam  rangka



            memenangkan pertarungan wacana kekuasaannya.
                Demikianlah partisipasi masyarakat perkebunan untuk menata
            sumber-sumber  agraria  pada  periode  ini menghadapi problem
            baru. Masyarakat  perkebunan  semakin  banyak  jebakan-jebakan
            ranah  politik  yang melingkari mereka. Dipandang dari perspektif
            masyarakat  perkebunan, akibat  pendudukan  Jepang, tanpa  ragu-
            ragu  lagi bisa  dikatakan  negatif. Struktur  agraria  menjadi semakin
            kacau, perkebunan  berlangsung pemisahan   antara  masyarakat
            perkebunan dengan ekonomi perkebunan, dan mendorong mereka
            bergabung dalam  sistem  ekonomi yang dikontrol penyelenggara
            negara secara ketat.
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147