Page 152 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 152

140   Tri Chandra Aprianto


                Sementara  itu  dalam  rangka  melakukan  koordinasi atas
            keberadaan  berbagai perkebunan    pemerintah  mengusahakan
            adanya badan-badan di sektor perkebunan dan industri perkebunan.
            Pemerintah mengeluarkan dua peraturan: (i) Peraturan Pemerintah
            No. 3 tahun  1946 tentang Perusahaan  Gula  (Badan  Penyelenggara
            Perusahaan  Gula  Negara  yang disingkat  BPPGN); (ii) Peraturan
            Pemerintah  No. 4 tahun  1946 tentang Perusahaan  Perkebunan
            (Pusat Perkebunan Negara atau disingkat PPN). Peraturan tersebut
            kemudian  dilaksanakan  pada  tahun  1947. Kedua  badan  sektor
            perkebunan tersebut berkedudukan di Surakarta. Pembiayaan kedua
            badan tersebut di luar tanggungan Angaran Belanja Negara. Masing-
            masing badan tersebut dipimpin oleh suatu Dewan Pimpinan yang
            terdiri dari 3 orang, yang seorang diantaranya  datang dari unsur

                                       20
            organisasi buruh perkebunan.  Untuk perusahaan gula dari unsur
            Serikat  Buruh  Gula  (SBG), sementara  untuk  PPN unsur  buruhnya
            dari Serikat  Buruh  Perkebunan  Indonesia  (Sarbupri). 21  Dengan
            adanya  unsur  buruh  (perkebunan  maupun  industri perkebunan)
            dalam  kegiatan  badan-badan  tersebut, tentu  saja  kepentingan
            masyarakat perkebunan dapat dilaksanakan.



            3.  Prakarsa Pemerintah
                Upaya  untuk  mewujudkan  politik agraria  nasional  tidak  berada
            pada ruang politik kosong. Artinya upaya untuk melakukan penataan


            20  Susunan  BPPG, kantor  pusat  di Surakarta. Di setiap  Karesidenan
                dibentuk  Kantor  Cabang yang berhubungan  langsung dengan  pabrik
                gula. Sementara  untuk  susunan  PPN, kantor  pusat  di Surakarta. Di
                setiap Propinsi dibentuk Kantor Inspeksi PPN, sedang diberbagai daerah
                dibentuk  Kantor-kantor  Ajun  Inspeksi yang berhubungan  langsung



                dengan perkebunan-perk  Laporan Djawatan Penerangan



                Republik Indonesia Pro  Djawa Timur  Propinsi, hlm. 328-9.
            21  Organisasi ini didirikan  pada  17 Februari 1947. Aktivitas  Sarbupri
                mendapat  dukungan  luas  dari SOBSI dan  BTI, dengan  menerbitkan
                sebuah  media  yang bernama  Warta Sarbupri. Lihat  pada  Soegiri DS
                dan  Edi Cahyono, Gerakan Serikat Buruh, Jaman  Kolonial Hindia
                Belanda Hingga Orde BaruJakarta: Hasta Mitra, 2003), hlm. 140.
                                      (
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157