Page 226 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 226

214   Tri Chandra Aprianto


                Latar belakang munculnya penawaran seperti itu dikarenakan
            di  tentara  itu  tidak  ada  gajinya,  sehingga  muncullah  penawaran
            tersebut. Sejak saat itu banyak sekali kawan-kawannya yang mulai
            ikut gabung dalam perusahaan perkebunan milik Belanda, dengan
            catatan harus ikut memikirkan nasib para tentara yang lainnya, yang
            tidak  tergabung dalam  onderneming  guna  pemenuhan  kebutuhan



            tentara Banyakdiantarakawannyay kemudian


            dalam lingkaran proses produksi di perusahaan perkebunan baik itu
            di tembakau, karet, kopi, dan bahkan pabrik gula yang tersebar di
            seluruh  perusahaan  perkebunan yang  ada  di  wilayah  karesidenan
            Besuki. Pada  tahun  1949 Ibrahim  masuk  dalam  lingkaran  proses
            produksi di onderneming milik BTM, di wilayah Bondowoso. 47

                Saya bekerja di kantor BTM Taman Sari, kurang lebih 3 km dari
                kota Bondowoso selama tahun 1949-1950. setelah itu saya manjadi
                Kepala  Penataran  (Kepala  Gudang)  di  Tamanan,  Bondowoso
                1950-1957.  Selama  menjadi  Kepala  Penataran saya  membawahi
                3 buah gudang tembakau besar. Adapun ukuran luas bangunan
                per gudangnya adalah panjang 62 m, lebar 22 m dan tinggi 14 m.
                Sebagai kepala  Penataran  saya  dibantu  oleh  seorang juru  tulis






                y  bernama Pak P  Selain itu saya juga membawah  buruh,
                untuk per gudang sebanyak kurang lebih 30-an orang, jadi untuk
                3 gudang hampir mencapai sekitar 100-an orang.
                Keterlibatan  kalangan  militer  dalam  proses  perebutan  sumber
            daya agraria juga secara nyata dimulai pada era 1950-an. Lagi-lagi areal
            perusahaan  perkebunan  milik  LMOD di daerah  Sukorejo, Jember
            merupakan contoh soal yang sangat penting untuk disimak, dimana
            keterlibatan kekuatan ini menjadi semakin nyata pada era berkuasanya
            regim politik Orde Baru. Salah satu pola konlik agraria di Indonesia



            47  Proses produksi di sini, setelah semua terkumpul di gudang penataran
                kemudian  dibawa  ke  gudang  pengepakan  di  Taman  Sari  dengan
                mengendari Cikar. Setelah dari sana baru kemudian diangkut dengan
                menggunakan jalur kereta api menuju Panarukan dan pada akhirnya
                diangkut dengan kapal menuju ke Amsterdam. Wawancara Supani, 6
                September 2004.
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231