Page 228 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 228

216   Tri Chandra Aprianto


                Kemudian    untuk   mengamankan     berbagai   perusahaan
            perkebunan  yang telah  dikuasai oleh  kalangan  militer  tersebut
            maka Koordinator Penerangan Staf harian penguasa militer, Major
            Harsono,  mengumumkan  bahwa  KSAD  Mayjend  A.H.  Nasution,
            selaku penguasa Militer atas daerah AD di seluruh wilayah Indonesia
            yang sebelumnya telah mengeluarkan peraturan No. 016 tahun 1957,
            memutuskan   dan  menetapkan: peraturan  larangan  pemindahan






            hak dan pembebasan hak milik perusahaan dan perseorangan war


            negara Belanda tanpa Izin. 49
                Pada  akhirnya  kalangan  militer  juga  menjadi penentu  dalam
            proses  nasionalisasi perusahaan  perkebunan  di Indonesia. Akibat
            sesungguhnya dari tindakan nasionalisasi adalah justru melahirkan
            paradoks, yakni masuknya elite-elite manajerial baru dari kalangan
            tentara ke dalam perusahaan perkebunan. Sekaligus ini merupakan
            kepentingan  ekonomi politik  kalangan  tentara  dalam  melakukan
            kontrol terhadap  perusahaan  perkebunan. 50  Bersamaan  dengan
            proses pengambilalihan perusahaan perkebunan tersebut membuka
            kesempatan  selebar  mungkin  guna  dimanfaatkan  oleh  kalangan

            perwira     AD.
                Agenda  lain  yang terselip  dalam  dukungan  militer  adalah
            kekuatiran  akan  jatuhnya  perusahaan-perusahaan  yang telah
            dinasionalisasi tersebut  jatuh  ke  kekuatan  komunis. Sebagaimana
            disebutkan  dalam  sub-bab  sebelumnya, kekuatan    organisasi


            buruh y  ber  dengan P    dan Sar

            jadi kekuatan  utama  sepanjang periode  1950-an. Aksi-aksi radikal
            mereka mampu menggerakkan buruh untuk melakukan pemogokan
            dan menekan pemerintah.
                TNI AD berasumsi guna   menghindari kekacauan   di bidang

            ekonomi dan mencegah tindakan-tindakan radikal yang dipelopori


            49  Surabaja Post, 3 Djanuari 1958, hlm.1.
            50  JAC Mackie, ‘Indonesia’s Government Estates and Their Master’, Paciic
                Afairs , 34 (4), 1961, hlm. 340.
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233