Page 229 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 229

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  217


              oleh organisasi rakyat dari golongan nasionalis kiri, maka berdasar
              atas  UU Darurat   Perang 1957, TNI AD memotong gerakan
              pengambilalihan  perusahaan  perkebunan  yang dilakukan  oleh
              masyarakat  perkebunan. Pada   akhirnya  Mayjen  AH Nasution
              menempatkan    berbagai perusahaan  perkebunan   asing berada


                bawah pengawasan para     AD  Praktek politikny


              kemudian TNI AD mengeluarkan Surat Keputusan Penguasa Militer
              No. 755/PMT/1957 dan  No. 1063/PMT/1957 tentang Nasionalisasi
              Perusahaan  Perkebunan  Milik  Asing di Indonesia. Pada  akhirnya
              banyak  investasi modal raksasa  milik  Belanda  jatuh  ke  tangan
              pemerintah  Indonesia  dan  dikelola  TNI AD. Dengan   adanya
              serangkaian  aturan  yang menguntungkan  militer  tersebut  telah
              menempatkan   militer  pada  posisi yang memiliki kekuasaan  extra





              militer   politik dan ek  khususnya   luar Jawa kar



              lemahnya pengawasan   kalangan   K  para pang


              daerah  tidak  (selalu) menggunakan  kekuasaan   darurat  yang
              dimilikinya, namun  mereka  sering meraup  keuntungan  langsung
              dalam  pengelolaan  administrasi ekonomi seperti pengumpulan
              pajak, pengeluaran  izin  usaha, dan  pemberian  fasilitas  untuk  para
                        51
              pengusaha.   Sementara itu, pihak PKI dengan SOBSI dan Sarbupri
              menghindari adanya   konfrontasi dengan  pihak  militer  secara
              langsung. Untuk  sementara  mereka  mendukung apa  yang telah
              dilakukan oleh pihak militer tersebut guna keberlangsung berbagai
              perusahaan. 52

                  Tampaknya kalangan militer betul-betul memanfaatkan setiap
              kesempatan  guna  menempatkan  para  perwiranya  dalam  badan-

              badan  pemerintah  yang berkaitan  dengan  pengambilalihan  harta
              milik  Belanda. Pada  tanggal 2 Juni 1958 misalnya, Kepala  Staf



              51  Daniel Lev, The Transition to Guided Democracy: Indonesia  Politics,
                  1957-1959 (Ithaca: Modern Indonesia Project, Cornell University, 1966),
                  hlm. 60.
              52  Ricklefs, Sejarah, 1991, hlm. 394.
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234