Page 269 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 269
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 257
dan terkendali oleh pimpinan dengan tujuan merebut kuasa. 57
Pada saat bersamaan, relasi politik antar kelompok pro
dan kontra semakin tegang, manakala kehidupan sosial politik
Indonesia diw oleh unsur-unsur k Salah
isu politiknya adalah sepihak akan menyasar tanah-tanah w
58
milik pesantren. Memang persoalan menjadi lebih rumit, manakala
persoalan tersebut memasuki wilayah keagamaan.
Sebagai tuan tanah, kiai secara implisit dilukiskan sebagai
setan. Ini merupakan tantangan langsung terhadap komunitas
santri dan petani yang memiliki hubungan langsung atau tidak
langsung dengan kiai dan pesantrennya. Dalam masyarakat
seperti ini, kesadaran kelas tidak pernah menggantikan
peran taqlid kepada kiai. Sekali lagi, sebagaimana dalam
kasus pengelompokkan politik dan konlik progr
landreform tidak pernah berhasil secara vertikal, antar kelas
ekonomi, melainkan secara horizontal antar anggota kelas
ekonomi yang berkategori sama. 59
Adalah KH As’ad Syamsul Ariin (Situbondo), seorang ulama
yang kharismatik dan yang sangat dihormati oleh masyarakat
perkebunan di seluruh Karesidenan Besuki, menolak keras tidak
saja aksi sepihak tetapi juga gagasan landreform, karena dianggap
melawan konsepsi kepemilikan lahan versi syari’at Islam. Islam
menjamin dan melindungi adanya kepemilikan pribadi. 60 Pada
dasarnya inf y diterima oleh As’ Sy
57 Aminuddin Kasdi, Kaum Merah Menjarah, hlm. 150-151.
58 Isu aksi sepihak yang menyasar tanah-tanah wakaf di pesantren ini di
Jember belum ditemukan secara pasti, namun isu ini sangat sensitif
kalangan muslim tr wilayah perkebunan Jember
Karena hal ini menyentuh eksistensi kyai yang sangat dihormati oleh
masyarakat perkebunan Jember. Tri Chandra Aprianto, Kekerasan dan
Politik Ingatan, hlm. 42-3.
59 Hermawan Sulistyo, Palu Arit di Ladang Tebu, hlm. 148.
60 Hasan Basari, KHR As’ad Syamsul Ariin Riwayat Hidup Dan Perjuangan
(Surabaya: Sahabat Ilmu, 1994), hlm. 53-63.