Page 273 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 273

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  261


              Kelas  bukan  merupakan  tema  kehidupan  masyarakat  pedesaan,
              khususnya   Jawa. 69



                  Mereka  meny dan   bahwakekuatan “kontr


              revolusioner” berhasil merintangi segala  bentuk  kampanye  yang


                                            70
              dilancarkan   wilayah pedesaan.  Akhirnya pada bulan Desember
              1964, jajaran  pengurus  PKI berusaha  meredam  aksi sepihak  yang
              selama ini telah dilakukan oleh berbagai organisasi onderbouw-nya,
                                                       71
              dan menarik diri dari kampanye landreform.  Ditambah lagi dalam
              berbagai aksi sepihak  tersebut  telah  banyak  jatuh  korban. Sampai





              akhir J  196  Ketua B  Jawa Timur mengumumkan data-
              data hilangnya orang-orang komunis sejak tanggal 17 Agustus 1964
              sebagai berikut: 4 kader PKI/BTI terbunuh, 43 petani “revolusioner”
              luka-luka, 409 kader  ditahan, 50 hektar  tanaman  hancur  dan  13
              rumah anggota BTI rusak berat, bahkan ada yang dibakar. 72
                  Demikianlah  kehadiran  gagasan  penataan  ulang struktur
              agraria pada paruh pertama tahun 1960 tidak lagi direpresentasikan

              oleh masyarakat perkebunan, tetapi oleh partai politik. Aksi sepihak
              yang dilakukan di tanah-tanah pertanian para tuan tanah dilakukan


              69  Untuk  studi  di  wilayah  kehutanan  lihat  pada  Nancy  Peluso,  Rich
                  Forest Poor People; Resource Control and Resistance in Java (Barkeley,
                  Los  Angles, Oxford: University  of  California  Berkeley, 1992), hlm.
                  161-99. Untuk  kasus  di dataran  tinggi di Pasuruan  bisa  dilihat  pada


                  Robert W Hefner  Geger Tengger; Perubahan Sosial dan Perkelahian
                  politik  (Yogyakarta: LKiS, 1999), hlm. 256-62. Untuk  studi di Sedaka
                  (Malaysia) prinsip-prinsip kelas digeser oleh relasi-relasi yang sifatnya
                  keseharian, lihat James C. Scott, Senjatanya Orang-orang Kalah: Bentuk
                  Perlawanan Sehari-hari Kaum Tani  (Jakarta: Yayasan Obor, 2000), hlm.
                  58-64.
              70  Robert W Hefner, Geger Tengger, hlm. 106-7.
              71  Rex  Mortimer, Indonesia Communism Under Soekarno: Ideology and
                  Politics 1959-1974 (Ithaca: Cornell University Press, 1974), hlm. 276.
              72  Walkin Jacob Walkin, ‘The Moslem Communist Confrontation in East
                  Java  1964-1965’, Orbis, Vol. XIII, No. 3, 1969, hlm. 825. Karena  untuk
                  meringankan beban para anggotanya maka menurut laporan Terompet
                  Masjarakat,  tanggal  13  Desember  1964,  pengurus  BTI  Jawa  Timur
                  membuka “Dompet Solidaritas Korban Tani”.
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278