Page 278 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 278
266 Tri Chandra Aprianto
Setelah pertemuan tersebut para administratur perkebunan
semakin meningkatkan pengamanan di masing-masing perkebunan,
karena tidak ingin terulang seperti tahun-tahun pengambilalihan.
Para administratur juga meningkatkan perhatian kepada berbagai
organisasi buruh yang ada dalam perusahaan perkebunan mereka,
khususnya Sarbupri. Suasana perkebunan di daerah selatan menjadi
tegang, karena kasak-kusuk antar buruh menjadi tidak sehat karena
saling mencurigai. Pihak administratur bekerja sama dengan pihak
tentara untuk menyingkirkan buruh-buruh yang beririsan dengan
kekuatan komunis. Secara khusus Armed (Kebonsari dan Ambulu)
berkekuatan 1 batalyon datang ke perkebunan di daerah Glantangan
mengadakan koordinasi dengan semua kekuatan masyarakat
perkebunan sebanyak 400-an orang untuk pengamanan perkebunan
87
dari kekuatan komunis.
Sejak saat itu siapapun yang menjadi anggota PKI dan onderbouw-
nya maupun simpatisannya, ironisnya ada pula orang yang di(ter)
tuduh komunis dikejar-kejar, ditangkap, dipenjara bahkan dibunuh
tanpa proses pengadilan. 88 Pengabaian proses pengadilan, bahkan
c sewenang-w danmenaikan k
dalam praktek kekerasan tersebut merupakan aspek terbesar dari
segara perilaku saat itu. 89 Pada bulan November 1965, Kampung
Kreyongan yang dianggap sebagai basis PKI dikepung oleh massa
dan TNI AD. Semua laki-laki dikumpulkan di stadion sepak bola
yang memang terletak di daerah tersebut, siapa yang di(ter)tuduh
komunis langsung ditangkap dan tidak boleh pulang. Kengerian
kehidupan sosial terjadi di depan masyarakat perkebunan. Lahan-
lahan perkebunan di pedalaman seperti perkebunan Wonowiri,
87 Wawancara Sumargo, tanggal 1 dan 2 Juni 2004.
88 Ulf Sundhaussen, Politik Militer Indonesia 1945-1965 (Jakarta: LP3ES,
1983), hlm. 63. Lihat juga pada Harold Crouch, Militer dan Politik di
Indonesia (Jakarta: Sinar Harapan, 1986), hlm. 159.
89 Tri Chandra Aprianto, Kekerasan dan Politik Ingatan, hlm. 23.