Page 280 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 280

268   Tri Chandra Aprianto


            tahun  65 dilakukan  penyisiran  untuk  orang-orang yang memiliki






              politik terhadap Sar  Penyisiran itu dilakukan oleh
            tentara  yang bekerja sama dengan pihak keamanan perkebunan. 95
                  94
                Apa yang dilakukan oleh pihak militer ini memiliki kaitan dengan
            pasca peristiwa nasionalisasi tahun 1957-58, dimana saat itu berbagai
            perusahaan  perkebunan  kemudian  dikelola  oleh  militer. Selanjutnya
            PKI melalui Sarbupri melakukan     konfrontasi dengan  militer



            pada tahun-tahun setelah peristiwa   t  Untuk


            menghadap do or  buruhy  ber  keP  tersebut,

            militer mengkreasi lahirnya organisasi buruh yaitu Sentral Orgnasisasi
            Karyawan Sosialis Indonesia (SOKSI), untuk wilayah perkebunannya
            dibentuk Perkapen. Oleh sebab itu adanya momentum konlik yang
            begitu  luar  biasa, militer  melakukan  aksi pembersihan  orang-orang
            komunis secara menyeluruh di lahan-lahan perkebunan. 96
                Hingga  bulan  Maret  1966, pasukan  Armed masih  bertugas
            di daerah  perkebunan-perkebunan. Berbarengan  dengan  itu  pula

            mulai terjadi penggusuran-penggusuran masyarakat perkebunan di
            daerah  perkebunan  Curah  Nongko, Curah  Takir, dan  Kotta  Blater,
            dimana selama ini mereka tinggal, menggarap, dan mengolah lahan-
            lahan perkebunan baik untuk tanaman yang memenuhi kebutuhan
            subsistensi maupun  tanaman  perkebunan. Memang tidak  secara
            langsung pihak Armed terlibat dalam proses penggusuran tersebut,
            karena  yang  melakukan  secara  isik  adalah  pihak  perkebunan.
            Masyarakat  perkebunan  takut  untuk  melakukan  perlawanan
            sebagaimana  pada  tahun-tahun  1950an  pernah  dilakukan. Proses


            94  Untuk peranan militer secara detail bisa dilihat Harold Crouch, Militer
                dan Politik di Indonesia (Jakarta: Sinar Harapan, 1986).
            95  Dalam  penyisiran  tersebut  paling tidak  ada  kurang lebih  50 orang
                kemudian   Wawancara Sumargo      dan   J  2004.



            96  Kenneth R Young, ’Pengaruh-Pengaruh Lokal dan Nasional dalam Aksi
                Kekerasan  Tahun  1965. dalam  Robert  Cribb, The Indonesian Killings;
                Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966 (Yogyakarta: Mata Bangsa,
                2003), hlm. 166
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285