Page 291 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 291

Bab 7
                   PEMBANGUNAN: MASYARAKAT
                   PERKEBUNAN (DI)KELUAR(KAN)
                             DARI PERKEBUNAN




                   paya untuk melakukan penataan ulang sumber-sumber agraria
              Uyang lebih adil di wilayah perkebunan mengalami kemunduran.

              Tidak  ada  gegap  gempita  seperti pada  masa  sebelumnya. Rupanya





              peristiwa 196  dengan dampak ikutan y  mengerikan
              menjadi klimaks  dari upaya  tersebut. Maka  sejak  tahun  1967
              menjadi arus  balik  dimana  partisipasi masyarakat  perkebunan




              dalam pengelolaan sumber-sumber agraria   wilayah perk

              kembali hanya  menjadi penopang keberadaan  sebuah  perusahaan
              perkebunan. Struktur agraria kembali pada sistem kolonial, bedanya
              tidak lagi di tangan para pemilik hak erfpacht, tapi pada badan usaha
              yang dinaungi pemerintah.
                  Begitu juga struktur ekonominya tetap menggunakan pola-pola
              kolonial, dimana  semua  proses  produksi mulai dari hulu  sampai
              hilir berada dalam kontrol badan usaha yang dinaungi pemerintah
              tersebut. Begitu  juga  dengan  penguasaan  lahan-lahan  perkebunan
              yang sudah  terlanjur  dikuasai oleh  masyarakat  perkebunan  harus
              dikeluarkan, dan hak atas tanahnya tetap menggunakan sistem hak
              erfpacht, cuma  berganti nama  menjadi Hak  Guna  Usaha  (HGU).
              Pada tahun-tahun 1967-70an ini partisipasi masyarakat perkebunan
              mengalami kemunduran, tidak   seperti tahun-tahun  sebelumnya.
              Pada  tahun-tahun  masyarakat  perkebunan   harus  keluar  dari
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296