Page 292 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 292

280   Tri Chandra Aprianto


            lahan-lahan yang telah mereka garap. Kemunduran partisipasi dan
            keluarnya  masyarakat  perkebunan  dari lahan-lahan  perkebunan
            menjadi bahasan  berikut  ini. Pada  periode  ini situasi perkebunan
            kembali pada seperti masa kolonial.


            A.    Mundurnya Partisipasi dalam Penataan Sumber-
                sumber Agraria

                Perubahan   situasi di perkebunan   pada   tahun  1970-an
            merupakan satu bagian dari orientasi pembangunan yang dijalankan
                                                          1
            oleh  pemerintah  yang baru  berkuasa  (Orde  Baru).  Setidaknya ada
            tiga  hal yang mendasari orientasi pembangunan  yang dijalankan
            oleh  rezim  politik  baru  ini: (i) mengutamakan  stabilisasi politik;

            (ii) pembangunan  ekonomi yang berorientasi ke   luar  dengan
            menghadirkan  investasi asing; 2  kehadiran  investasi asing tersebut
            difasilitasi oleh  UU No. 1 tahun  1967 tentang Penanaman  Modal



                dan   menaikan masalah ketimpangan


            1   Penggunaan  istilah  Orde  Baru  sendiri, sesungguhnya  memiliki bias
                makna. Pertama, asumsi dasarnya adalah Orde Lama sebagai masa lalu
                yang buruk. Sehingga, hal ini mengingkari kemungkinan terjadi praktek
                politik pemerintah Orde Baru, yang menyerupai atau setidak-tidaknya
                berkecenderungan sama dengan periode sebelumnya. Artinya semua
                perilaku  politik  sekalipun  itu  dibangun  atas  dasar  paradigma  yang
                populis, karena berada dalam konteks pra Orde Baru tentu dianggap
                sebagai hal yang bermakna  primitive people.  Kedua, istilah  tersebut
                bersifat  a  historis, karena  Orde  Baru  tidak  akan  pernah  ada  tanpa
                didahului dengan  orde  sebelumnya. Karenanya  untuk  membangun
                citra “positif” yang berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, rezim
                politik  Orde  Baru  membangun  semacam  “artefak” yang disesuaikan
                dengan  imajinasi politiknya  dalam  rangka  melahirkan  ingatan  baru.
                Rezim politik ini menyebut rezim politik Demokrasi Terpimpin dengan
                sebutan Orde Lama. Istilah Orde Baru sendiri sebenarnya berasal dari
                ucapan  pidato  Bung Karno  di Belgrado  pada  tahun  1961. Tentu  saja
                istilah tersebut digunakan secara retorik oleh orang-orang Orde Baru
                dalam  rangka  mengkooptasi istilah  yang dikembangkan  oleh  Bung
                Karno.
            2   Untuk  detailnya  bisa  lihat  Mochtar  Mas’oed, Ekonomi dan Struktur
                Politik Orde Baru 1966-1971 (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 60-196.
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297