Page 67 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 67

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  55


              lahannya  untuk  tanaman  perkebunan  dan  itu  bergantian  dengan
                              53
              tanaman pangan,  khusus untuk tanaman tembakau dan tebu.
                  Ada  dua  ciri yang paling mencolok  pada  saat  pelaksanaan
              ekonomi perkebunan ini. Pertama adalah setiap kegiatan pertanian
              dapat  dimasukkan  dalam  kegiatan  ekonomi yang memiliki nilai

              mat      menyewakan   menggarap   sew

              gerobak, pembangunan   gudang, dan  lain-lain. 54  Semua  kegiatan
              pertanian  masuk  dalam  kerangka  hitungan  ekonomis  yang diukur
              dengan mata uang. Tidak salah bila terdapat analisa yang menyatakan,
              beroperasinya berbagai perusahaan perkebunan partikelir pada era
              kolonialisme  di Jember  telah  memberikan  kontribusi yang sangat

              signiikan untuk pembangunan ekonomi.  55  Kedua  adalah  hadirnya


              klaim  otoritas  baru  dalam  sistem  perekonomian, yang dikenal
                                            56
              dengan ondernemer dan opkoper.  Kedua kelompok besar ini saling
              bersaing dalam  “mengeksploitasi” tanah-tanah  di karesidenan
                                                               57
              Besuki, demi keuntungan yang memang sangat besar.  Persaingan
              diantara  keduanya  juga  memperebutkan  pengaruh  di hadapan
              masyarakat setempat.




              53  Edy Burhan Ariin, “Emas hijau”, hlm. 25-6.
              54  R. Broersma, Besoeki een Gewest in Opkomst  (Amsterdam: Scheltema &
                  Holkemas Boekhandel, 1912). Kort Overzicht van Oprichting, Bestaan
                  en Bedrijf de Onderneming “Oud Djember” ter Gelegenheid van Haar 50
                  Jaarig Jubileum Samengesteld, (Deventer: 1909).
              55  JAC  Mackie, Sejarah Pembangunan Ekonomi Dalam Dunia Modern;

                  Jilid II, (Djakarta: PT Pembangunan, 1957), hlm. 163.
              56  Ondernemer  adalah  sekelompok  pengusaha  perkebunan  yang
                  menjalankan  usahanya  melalui beberapa  tahap  proses  kerjasama



                  dengan penduduk     menyewa   mempek
                  buruh, hingga  panen. Opkoper  adalah  pengusaha  yang memborong
                  hasil perkebunan secara bebas yang ditanam oleh penduduk. Mereka
                  hanya  berbekal  menyewa  sebidang  tanah  untuk  membuat  gudang
                  penyimpanan  dan  gudang  pengeringan  tembakau  sebelum  dibawa
                  pasar internasional, lihat Edy Burhan Ariin, “Emas hijau”, 1989. 42-5.
              57  Mengenai  konlik  antara  kelompok  ondernemer  dan  opkoper  dapat
                  dilihat pada majalah De Indische Gids, Jrg. 16 (1894), hlm. 266-74.
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72