Page 71 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 71

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  59


              diprioritaskan demi pertumbuhan ekonomi nasional.
                  Berangkat dari alur ini dapat menuntun kita untuk memahami
              bahwa perubahan struktur agraria, juga akan berlangsung perubahan
              ekonomi yang ditandai dengan   disebarnya  teknologi pertanian,
              hubungan  pasar  yang lebih  luas  serta  adanya  proyeksi kekuasaan





              negara (pemerintah k  Bahwa perubahan struktur agr





              adalah perubahan y  mendasar y  akan membawa transf
              sosial besar yang mampu mengubah bentuk dunia baru. Dan tidak
              bisa  dikesampingkan  bahwa  perubahan  struktur  agraria  tersebut
              tergantung dari kuasa yang ada pada sisi non ekonomi, walaupun
              dalam prakteknya lebih mengarah pada faktor ekonomi.
                  Rupanya  beban  ekonomis  yang dilekatkan  pada  tanah  secara
              perlahan  mampu   merubah   perilaku  penduduk  lokal Jember.
              Penduduk lokal mulai memobilisasi saudara-saudaranya dari Pulau
              Madura untuk hadir di Jember dan masuk dalam struktur ekonomi
              baru ini. Proses mobilisasi ini, pada dasarnya merupakan upaya dari

              pihak  perusahaan  perkebunan  guna  mendapatkan  tenaga  kerja.




              Pada awalnya pihak perusahaan memerlukan “bantuan

              lokal yang dapat  menghadirkan  sebanyak-banyaknya  tenaga  kerja
                                                                          67
              dan  mengisi lahan-lahan  yang masih  kosong di dataran  rendah.
              Penduduk lokal tersebut dijadikan perantara untuk mencari tenaga
              kerja. Penduduk  lokal ini selain  berkepentingan  atas  memberi
              peluang kerja bagi saudaranya dari Madura, tapi juga berkepentingan
              terhadap  perusahaan  perkebunan  yang menjanjikan  apabila  dapat
              memenuhi jumlah   tenaga  kerja  akan  dijadikan  mandor. Selain  itu
              pihak  perusahaan  perkebunan  juga  menjanjikan  tanah  garapan


              67  Pemerintah  kolonial  mendorong  adanya  migrasi  ke  wilayah  ujung
                  timur salah satunya Jember dengan memberi iming-iming keringanan
                  pajak serta lahan pertanian bagi para imigran. Studi tentang bagimana
                  masuknya para migran ke wilayah ujung timur Pulau Jawa ini dapat
                  dilihat pada Jan G. L. Palte, The  Development  of  Java’s  Rural  Uplands
                  in Response to Population Growth: An Introductory Essay on Historical
                  Perspectives  (Yogyakarta: Gadjah  Mada  University, Faculty  of
                  Geography, 1984), hlm. 18.
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76