Page 35 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 35
ini adalah La Ode Boha yang berasal dari Kampung Bungi,
maka direncanakan gerakan pemberontakan itu dimulai di
Waruruma (dekat Bungi), yaitu sekitar 6 km dari kota Bau-
Bau.8)
Bertepatan pada hari pasar Kaesabu (pasar minggu)
di mana hari itu telah ditetapkan oleh Pemerintah Belanda
sebagai hari pemungutan pajak, maka hari itu juga direncana-
kan sebagai hari pergolakan rakyat. Sehari sebelum peristiwa
itu terjadi, yaitu pada tangga1 9 Agustus 1911 , La Ode Boha
bersama pemimpin-pemimpin lainnya telah menginstruksi-
kan kepada seluruh masyarakat Waruruma untuk hadir ber-
sama-sama di tempat pemungutan pajak. Ditegaskan pula,
bahwa mereka harus mempersiapkan senjata karena perlawan-
an segera akan dimulai".
Keesokan harinya, minggu tanggal 10 Agustus 1911 ,
masyarakat Waruruma telah berkumpul di pasar, sementara
itu petugas pajak telah pula hadir. Namanya sudah tidak di-
ketahui. Kedatangan petugas pajak ini tidak dikawal oleh
tentara Belanda, karena pihak Belanda tidak mengetahui
sama sekali adanya rencana pem berontakan rakyat di
kampung itu.
Penaksiran pajak mulai dilaksanakan dengan penagihan
sekaligus. Satu per satu penanggung pajak dipanggil 1oleh
petugas, namun tidak seorang pun yang melaksanakan pem-
bayaran. Para penanggung pajak yang tidak membayar
pajaknya itu dikumpulkan di satu tempat. Di sana mereka
dijemur dan dipersiapkan untuk dibawa ke Bau-Bau.
Setelah tiba giliran La Ode Boha untuk dimintaj uang
pajak, dengan suara yang latang ia mengatakan; Kami tidak
mengenal pajak. Seluruh penduduk Waruruma tidak bersedia
membayar pajak. Seketika itu juga terjadilah pertengkaran
yang sengit antara petugas pajak dengan La Ode Boha.
Pernyataan La Ode Boha mendapat sambutan hangat dari
seluruh hadirin.
Dengan diam-diam petugas pajak mengirimkan kurir
ke Bau-Bau untuk memberitakan peristiwa yang sedang
26