Page 38 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 38

2.  PERLAWANAN  SANGIA  NILEMBA             (SANGIA  DOWO)
              TERHADAP TENT ARA  BELANDA  DI MORONENE  (1910 -
              191 2)


                  Mo ronene  adalah  salah  sa tu  kecamatan  di  Daerah  Tingkat
               Propinsi  Sulawesi  Tenggara,  yang  secara  administratif berada
             dalam  wilayah  pemerintahan  Daerah  Tingkat  II  Kabupaten
             Bu ton.
                  Dahulunya,  Moronene  merupakan  suatu  kerajaan  besar
             yang berdiri sendiri di bawah pemerintah  seorang raja (Sangia).
                  Menurut  yang  dituturkan  dalam Kada (sebuah epos kepah-
             lawanan  Moronene),  pusat  Kerajaan  Moronene  terletak  di
             tengah-tengah  daratan  Moronene.  Di  sebelah  selatannya  di
             bagian  pantai,  dilindungi  oleh  dua  buah  pegunungan  sehingga
             sukar dijangkau oleh musuh yang datang dari luar.
                  Di  suatu  saat  yang menyedihkan yang entah apa sebabnya,
             yaitu  di sekitar abad ke-XIV kerajaan besar ini  terpecah menjadi
             tiga kerajaan kecil  yaitu :
                  a.  Kerajaan  Rum bia  ibu kotanya Taubonto.
                  b. Kerajaan Polea ibu  kotanya To buri,
                  c.  Kerajaan Kotua ibu kotanya Tangkeno.
                  Meskipu n  secara  lahirnya  Kerajaan  Moronene  telah  ter-
             pecah ke  dalam  tiga kerajaan kecil, namun dalam politik luarnya
             tetap  satu  wadah  yaitu  Kerajaan  Moronene  yang  berpusat  di
             Keuwia  atau  dalam  bahasa  daerah  Moronene  disebut  Tisa  Rahi
                         7
             di Taubonto.  )
                  Kerajaan  ini  sejak  dahulu  telah  menjadi  intaian  musuh
             tern tama  dari  kawanan  bajak  laut  dari  Ternate  yang  terkenal
             dengan  nama  Tobelo,  namun  mereka  itu  tidak  pernah  berhasil
             menguasai  kerajaan  tersebut  oleh  karena  mendapatkan tantang-
             an  yang  kuat  dari  pasukan  kerajaan Moronene. Salah satu bukti
             sejarah dari peristiwa itu ialah adanya  Labuan Tobelo di wilayah
             terse but.
                  Pada  tahun  1875  lahirlah  seorang  putera  yang  kelak
             memimpin  rakyat  dalam  perjuangan  menentang  Belanda.  Dia
             adalah  Sangia  Dowo  putera  Raja  Polea  di Toburi,  yang  setelah

                                                                      29
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43