Page 40 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 40
Sebelum Pemerintah Belanda mengirimkan ekspansi
militernya ke Moronene, Pernerintah Belanda telah rnemberi-
kan perhatian kepada Sangia Dowo, agar ia segera rnelak-
sanakan isi perjanjian yang sudah dise tujui oleh raja Moro-
nene sebelumnya.
Akan tetapi Sangia Dowo dengan tegas menyatakan
bah wa pemerintahannya tidak mengenal adanya perjanjian
itu. Bahkan tidak bersedia samasekali menerima campur
tangan Pemerintah Belanda atas pemerintahannya.
Untuk meyakinkan kehendak Pemerintah Belanda itu,
dikirimlah ekspansi militer Belanda ke Moronene dengan
tujuan membujuk atau memaksa Sangia Dowo untuk mene-
rima kehadiran pemerintahan lmperialisme Belanda di
daerahnya.
b. Wujud Perlawanan
Kehadiran pasukan Belanda di Moronene tidak disambut
dengan baik oleh raja dan masyarakat setempat. Usaha
Belanda membujuk Sangia Dowo untuk mengadakan hubung-
an kerja sama juga tidak mendapat sambutan dari raja dan
penguasa-penguasa daerah lainnya.
Akhirnya taktik penguasaan Belanda melalui perunding-
an menemui jalan buntu. Maka kembalilah perutusan
Belanda dengan penuh kekesalan.
Sangia Dowo yang sementara itu menjadi raja menyusun
kekuatan pasukan kerajaan dan mempersiapkan pasukannya
untuk menghadapi serangan tentara Betanda.
Pasukan kerajaan diperkuat oleh beberapa orang Tama-
laki (Kepala pasukan yang terkenal) yaitu :
I. Mbohogo (Sangia Tepole lebo).
2. I Ute (Dalako I Wotio).
3. Inggani.
c. Jalannya Perlawanan
Sejak tahun 1910 telah terjadi perlawanan antara
Kerajaan Moronene dengan Pemerintah Belanda. Akan tetapi
31