Page 46 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 46
mereka untuk menghadapi tindakan keras dari Pemerintah
Belanda.
Dalam pertemuan terakhir yang dipimpin oleh Maata-
lagi di Kampung Gonda telah ditegaskan bahwa perlawanan
rakyat tak akan mungkin berhasil dengan cara diplomasi,
melainkan harus dengan kekuatan senjata.
Pasar Wajo harus diserang dan La Ode Sambira yang di-
anggap sebagai kaki tangan Belanda harus dilenyapkan dari
muka bumi.
c. Jalannya Perlawanan
Sesuai rencana semula, maka pada suatu malam dalam
tahun .1915, beratus-ratus orang Lapora yang dipimpin oleh
Maatalagi ibu kota Distrik Pasar Wajo. Pasukan langsung
menuju rumap La Ode Sam bira sam bil berteriak-teriak mem-
protes tindakan-tindakan yang telah dilakukannya.
La Ode Sambira dipanggil turun berhadapan dengan
rakyat untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya
selama ini yang telah melukai hati rakyat yang diperintah-
nya.
Teriakan dan ancaman massa pemberontak senantiasa
menimbulkan kepanikan dalam rumah Kepala Distrik itu.
La Ode Sambira menjadi takut, gugup dan tak tahu ber-
buat apa-apa. Untuk melarikan diri sudah tak mungkin lagi
sebab rumahnya sudah terkepung rapat. Satu-satunya yang
teringatkan ialah bersembunyi di atas loteng nimahnya.
Karena semangat pemberontakan semakin meluap,
maka massa pemberontak yang sudah tidak sabar lagi segera
menyerbu masuk ke rumah Kepala Distrik itu. Mereka
mencari ke segenap penjuru rumah, n:amun La Ode Sambira
tidak diketemukan. Beberapa orang pemberontak segera
naik ke loteng.
La Ode Sambira yang telah menyadari keadaannya yang
terancam mau t, segera bangkit dari persem bunyiannya
dan mengadakan perlawanan. Terjadilah perlawanan sengit
37