Page 49 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 49

Peristiwa  kegagalan  RanomeEto  ini  merupakan  batu  ujian
           yang  mengecewakan,  namun  tidak  menimbulkan  permusuhan ke
           dalam  bahkan sesudah peristiwa ini hubungan RanomeEto dengan
           Pusat Kerajaan segera  dipulihkan.  Buktinya ialah ketika Ranome-
           Eto  yang  terletak  di  bahagian pantai  diserang pasukan  bajak laut
           Tobelo,  segera  RanomeEto meminta  bantl.~an dari  Pusat Kerajaan
           Konawe,  maka  diberangkatkanlah  Pakandeate  dengan  laskar-
           laskamya menyerang exspedisi Tobelo sampai terdesak keluar dari
           perairan Konawe.
            1.   Latar belakang perlawanan

                Setelah  Tebau  mangkat,  secara  diam-diam  dan  sangat  di-
           rahasiakan,  pada  tahun  1858  puteranya yang  bemama La  Mangu
           mengadakan perjanjian dengan  pihak Belanda. Ia ingin mendirikan
           satu  Kerajaan  yang  lepas  dari  Kerajaan  Konawe  dengan  nama
           "Kerajaan  Laiwoi". Perjanjian  ditandatangani oleh La Mangu  dan
           dari  pihak  Belanda ditandatangani A.A.  Vries,  atas nama  Guber-
           nur J enderal Hindia  Belanda. 3)
                Lahirnya  Kerajaan  Laiwoi  (kerajaan  baru)  yang  meliputi
           daerah  RanomeEto  ini  dirahasiakan  kepada  para  bangsawan  dan
           rakyat  Konawe  dan  berdirinya  kerajaan  Laiwoi yang  dirajai oleh
           Lamangu  pada  waktu itu baru merupakan  kerajaan  di  atas kertas
           karena  sesungguhnya  kerajaan  Laiwoi  tidak  akan  dapat  berdiri
           tanpa    bantuan  kekuatan  tentara  Kolonia!  Belanda,  sedang
           Belanda  pada  waktu  itu  tidak  mampu  memberikan  bantuan
           pasukan untuk mewujudkan kerajaan ini.
                Laiwoi  yang  baru  lahir  di  atas  kertas,  belum  dapat berbuat
           apa-apa  berhubung  seluruh  kekuatan  Belanda  dikerahkan  pada
           seluruh  wilayah  Nusantara.  Perjanjian  La  Mangu  dengan  pihak
           Belanda  tahun  1858  yang  bertujuan  untuk  mendirikan  kerajaan
           Laiwoi  ini  telah  berlangsung  secara  rahasia  di  atas  kapal  di  luar
           perairan  Konawe.  La  Mangu  sebagai  raja  yang  disahkan  oleh
           kolonialisme  Belanda  untuk  kerajaan  Laiwoi  yang  belum  mem-
           punyai  wilayah  kekuasaan,  meyakinkan  pihak  Belanda  bahwa
           untuk  dapat  mewujudkan  kerajaan  Laiwoi  yang  jaya  bersama
           Belanda,  haruslah  terlebih  dahulu  menghancurkan  kerajaan
           Konawe dengan kekuatan senjata.

           40
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54