Page 54 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 54
kila tetap tidak menerima kedatangan Belanda dan menolak kerja
sama dengan Belanda. Sekembali dari Molawe, Watukila dengan ce-
pat meningkatkan pertahanannya. Dipanggilnya Lamboasa dan
Langgolo untuk memimpin laskar tempur Konawe. Markas besar
dite tapkan di Sanuanggambo, tempat kediaman Watukila. Kubu
pertahanan yang kuat ditempatkan di Puundombi. Gudang senja-
ta/peralatan perang ditempatkan di Puwilalo.
Atas petunjuk Haji Taata, maka dua orang yang bernama
Pombili dan La Rambe harus diasingkan secara halus, karena
ke dua tokoh ini tersohor ilmu perahgnya. Untuk mengasingkan
Po mbili dan La Rambe bukan pekerjaan mudah, karena diberita-
kan bahwa satu batalyon pasukan Belanda dalam sekerjap saja bisa
dihancurkannya.
Akhirnya Pombili tertipu oleh usaha Haji Taata dan Sao-Sao.
Pada suatu hari di pagi-pagi buta sudah berlabuh sebuah kepal Be-
landa yang di atasnya terdapat utusan Belanda, Sao-Sao dan Haji
Taata. Kemudian Sao-Sao dan Haji Taata mengirim utusan lang-
sung ke rumah Pombili di Molawe dengan permintaan supaya Pom-
bili berkenan ke kapal, karena Sao-Sao dan Haji Taata sedang
menunggu di atas kapal dan ingin menyampaikan sesuatu yang
penting. Tanpa curiga Pombili berkenan datang ke kapal. Di atas
kapal beliau langsung disambut dengan kemurahan hati oleh
utusan Belanda, Sao-Sao dan Haji Taata. Pada pertemuan di atas
kapal. Pombili dibujuk agar mau berangkat ke Makassar dan
sekembalinya dari Makassar nanti akan diberi jabatan Kapitan
Sanggona.
Dibawalah Pombili saat itu juga ke Makassar dengan kapal
taut. Sebenarnya kejadian itu adalah tindakan pengasingan secara
ha I us dari pihak Belanda. Sesudah Porn bili diasingkan secara
halus, Haji Taata langsung menemui lagi La Rombe, seraya
membujuk agar menjauhkan diri dari daratan Konawe untuk
menghindari timbulnya peperangan besar dengan Belanda. Dengan
tertipunya Pombili dan La Rambe, Watukila merasakan telah
kehilangan besar karena keduanya amat menentukan sifat
ketangguhan dan kemampuan pertahanan Konawe. Namun
demikian Watukila tidak putus asa. Langgolo dan Lamboasa
diangkatnya menjadi pemimpin laskar tempur Konawe, sedang
45