Page 50 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 50
Para bangsawan Konawe beserta seluruh rakyatnya segera
bersatu. Setiap usaha yang datangnya dari luar harus diperhitung-
kan secara matang. Sejarah membuktikan keadaan, bahwa setiap
serangan musuh dari luar selalu dihancurkan apalagi kalau ada
usaha memecah belah keutuhan kerajaan Konawe. Namun, pihak
Belanda telah memberikan jaminan akan membantu penuh
kepada La Mangu, asalkan bersabar dan merahasiakan hasil
perjanjian tahun 1858 kepada para penguasa kerajaan dan rakyat
Konawe. Pihak Belanda tidak mungkin segera mewujudkan
kerajaan Laiwoi sebelum kerajaan-kerajaan Gowa, Bone, Luwu dan
Buton ditaklukan. Belanda tentu tidak mampu menaklukan sekali-
gus kerajaan-kerajaan tersebut karena nyata-nyata telah bersatu
menentang Belanda. Dengan demikian La Mangu kembali ke
RanomeEto berdiam diri sambil merahasiakan apa yang telah
dibuatnya dengan pihak Belanda. La Mangu sangat khawatir apa-
bila tindakannya dapat diketahui oleh rakyat dan para bangsawan
di Konawe, berhubung rakyat Konawe sesungguhnya sangat
menentang kehadiran Bangsa kulit putih (orang-orang barat) yang
silih berganti menjajah Nusantara. Sebelum Belanda, tiada satupun
bangsa-bangsa barat yang berhasil masuk menancapkan kekuasaan-
nya di kerajaan Konawe, misalnya Portugis yang hanya berhasil
mengadakan hubungan dagang dengan cara barter, barang hasil
bumi ditukar dengan senjata perang seperti meriam, senapan dan
lain-lain.
Sementara itu keadaan dalam negeri Konawe nampak tetap
stabil. Para penguasa dan rakyat tidak mengetahui, bahwa La
Mangu secara rahasia telah sepakat dengan Belanda mendirikan
Kerajaan baru yaitu Kerajaan Laiwoi. Idea La Mangu inilah yang
selalu disambut dengan hangat oleh pihak Kolonia! Belanda
dengan politik adudomba, pecah belah kalau sudah berhasil
dipecahkan kemudian dikuasai. La Mangu dengan penuh rahasia
mem bisu seribu bahasa, seolah-olah tiada pernah terjadi apa-apa
di wilayah kedaulatan dan kekuasaan kerajaan Konawe, malah
tetap berpura-pura dengan penuh toleransi berhubungan baik
dengan para bangsawan/penguasa seluruh wilayah Kerajaan
Konawe. Ia tidak berani membuka rahasia, tentang Kerajaan
Laiwoi dan selalu berusaha tidak akan menimbulkan kecurigaan
atas dirinya.
41